Mantan Sekretaris Komisi IV Bidang Kesra yang kini Anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Firman Yudi menyoroti sejarah Tabalong atau kabupaten paling utara provinsi setempat.
"Dalam menyoroti sejarah Tabalong fokus 'Menelusuri Jejak Tanjung Puri dan Nan Sarunai' dalam kaitan 'Bumi Saraba Kawa'tersebut," ujar Firman Yusi yang juga Sekretaris Fraksi Partai Keadaan Sejahtera (PKS) DPRD Kalsel ketika dikonfirmasi,, Rabu.
Baca juga: Reses Firman Yusi serap aspirasi anak muda Tabalong
Menurut wakil rakyat kelahiran "kota minyak" Tanjung (237 km utara Banjarmasin) ibu kota Tabalong itu, ketika menggunakan kata "sejarah" setidaknya ada literatur-literatur pendukung.
"Kalau pun sulit mencari catatan yang ditinggalkan oleh obyeknya (dalam hal ini Tanjung Puri dan Nan Sarunai), setidaknya kita harus berusaha menemukan catatan sejaman yang mendokumentasikan keberadaannya," ujar Anggota DPRD Kalsel dua periode tersebut.
Alumnus Fakultas Pertanian Universitas lambung Lambung Mangkurat Banjarmasin yang berkampus di Banjarbaru (berjarak sekitar 35 kilometer) tersebut mengakui, buku itu ikhtiar untuk mengusung kata "sejarah" dengan cara yang benar.
"Dokumentasi daerah/kerajaan lain salah satu cara yang digunakan menjadi rujukan. Terlepas dari kedalaman studi-nya, yang terpenting adalah kemauan untuk mencari dengan cara (yang menurut saya) benar. Agar kita bisa membedakan sejarah dan cerita rakyat," ujar mantan Anggata DPRD Bumi Saraba Kawa Tabalong itu.
Karenanya dia berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat dapat menyusun sejarah Tabalong melalui penelitian atau literatur sebagai rujukan sehingga bisa menjadi bahan pengingat generasi mendatang, terutama bagi penduduk Bumi Saraba Kawa.
Sementara berdasarkan catatan sejarah, Kerajaan Nan Sarunai adalah kerajaan kuno yang didirikan oleh orang-orang Dayak Maanyan di Kalsel tempo dulu, diperkirakan berdiri pada zaman prasejarah, bahkan lebih tua dari Kerajaan Kutai Martadipura.
Runtuhnya Kerajaan Nan Sarunai sekitar Tahun 1358 akibat serangan Majapahit di bawah pimpinan Empu Jatmika. Nan Sarunai dianggap sebagai embrio pembentukan masyarakat Kalsel dan cikal bakal Kesultanan Banjar.
Kerajaan Nan Sarunai didirikan oleh Suku Dayak Maanyan di wilayah yang sekarang mencakup Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dan Tabalong, Kalsel, serta Kabupaten Barito Timur (Bartim) Kalimantan Tengah (Kalteng).
Lokasinya diperkirakan di sekitar pertemuan Sungai Barito, serta Sungai Nagara, Sungai Tabalong, dan Sungai Balangan, Kalsel
Diperkirakan juga pernah memiliki nama lain seperti Kuripan, Tabalong, dan Tanjungpuri (meskipun ada perbedaan pendapat mengenai Tanjungpuri).
Pemerintahannya berlangsung lama dan dianggap sebagai salah satu peradaban paling awal di Kalsel. Pada awal abad ke-12, Nan Sarunai sudah menganut sistem pemerintahan yang lebih teratur dan tidak lagi bersifat primitif.
Baca juga: Firman Yusi dorong budidaya "haruan" di Tabalong Kalsel
Raja terakhir dari zuriat atau keturunan Kerajaan Nan Sarunai Raden Anyan memerintah dari Tahun 1349 hingga 1358.
Editor : Imam Hanafi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025