Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, mendeteksi tujuh titik panas (hotspot) yang muncul akibat pembukaan lahan dengan cara membakar.

Kepala Pelaksana BPBD Tabalong Haris Fakhrozi di Tabalong, Kamis, mengatakan kondisi cuaca berubah signifikan dengan tidak adanya hujan selama delapan hari, sehingga memicu peningkatan suhu dan penurunan tingkat kelembaban udara memasuki pekan keempat September 2025.

Baca juga: Polres Tabalong perkuat penanganan karhutla lewat Operasi Aman Nusa II Intan

“Kondisi ini dimanfaatkan warga membuka hutan untuk dijadikan lahan perkebunan dengan cara dibakar,” kata Haris.

Adapun hotspot dengan tingkat akurasi medium hingga tinggi terpantau di Desa Uwie, Ribang, Saradang, Hayup, Kaong, Kasiau, dan Sungai Pimping.

Tim gabungan yang terdiri atas BPBD, TNI/Polri, dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) melakukan pemeriksaan lapangan (ground checking) ke lokasi titik panas.

Hasilnya, ditemukan pembakaran lahan di Desa Hayup sekitar satu hektare, Desa Ribang (empat hektare), dan Desa Panaan (tiga hektare).

“Dalam upaya menanggulangi bencana karhutla dan kabut asap, tim melakukan pemeriksaan lapangan terhadap titik panas yang terpantau,” ujarnya.

Baca juga: BPBD Tabalong sosialisasi cegah Karhutla di desa dalam kawasan hutan

Haris menjelaskan, sebelum ground checking dilakukan, tim lebih dulu menganalisis skala prioritas, keterjangkauan wilayah, serta sarana yang akan digunakan.

Ia menambahkan petugas mengedepankan pendekatan persuasif kepada pelaku pembakaran untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan yang meluas.

“Selain itu, hal yang lebih penting dari ground checking adalah memastikan kondisi kebakaran dapat segera diatasi dan tidak meluas,” tegasnya.

Jika pemadaman darat tidak memungkinkan akibat medan yang sulit maupun lahan terbakar cukup luas, Haris menyebut opsi pemadaman melalui udara dengan water bombing maupun Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) atau hujan buatan bisa dilakukan.

Baca juga: Pemkab Tabalong-Pertamina EP berkolaborasi tanggulangi bencana


 

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025