Marabahan, (Antaranews Kalsel) - Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Tingkat Provinsi Kalsel tahun 2016 dipusatkan di Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kamis (24/11).


Acara  berlangsung di halaman Kantor Bupati Batola tersebut, selain dihadiri para guru se-Kalsel juga dihadiri para pejabat terkait baik pusat maupun Provinsi Kalsel.

Tak hanya itu, puncak pelaksanaan hari pahlawan tanpa tanda jasa ini juga dirangkai berbagai kegiatan dan sejibun penyerahan penghargan seperti, penyerahan pemenang guru, kepala sekolah, dan pengawas berprestasi.

Selanjutnya, juga diserahkan pemenang lomba penulisan proposal penelitian tindakan sekolah (PTS) asosiasi profesi dan keahlian sejenis (APKS) PGRI Provinsi Kalsel Tahun 2016, lomba penulisan proposal penelitian tindakan kelas (PTK) serta penelitian tindakan sekolah (PTS) asosiasi profesi dan keahlian sejenis (APKS) PGRI Provinsi Kalsel Tahun 2016.

Pada kesempatan HUT PGRI dan Hari Guru ini juga dilaksanakan pelepasan balon gerakan nasional deteksi dini iva test/sadanis bagi ibu guru Indonesia terkait pencegahan kanker serviks.

Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor dalam sambutan tertulis Mendikbud Muhadjir Effendy dibacakan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra (Pemkes) Provinsi Kalsel H Suhardjo mengatakan, guru memiliki peran yang amat mulia dan amat strategis.

Karenanya, sebutnya, berbanggalah menjadi guru karena di tangan para guru, pamong, dan tenaga kependidikan masa depan menjadi taruhan.

"Melalui anak-anak peserta didik di sekolah, di sanggar belajar, kita akan menentukan masa depan bangsa. Tidak ada sosok sukses yang tidak melewati sentuhan seorang guru. Kita bisa berdiri tegak saat ini juga karenan pernah ditempa para guru," kata Suhardjo.

Lebih jauh adik mantan Wabup Batola periode 2007-2012 H Sukardhi itu mengatakan, sejak ditetapkan Undang-Undang No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen maka secara resmi guru dinyatakan sebagai pekerja profesional.

Namun demikian, lanjutnya, bukan berarti sebelumnya itu para guru bekerja secara tidak profesional.

“Harus diakui bahwa hingga kini profesionalisme guru di Indonesia masih belum memenuhi harapan. Masih diperlukan upaya-upaya yang lebih keras agar pekerjaan guru di negara kita belul-betul sebagai pekerjaan profesional di masa ,emdatamg,” terangnya.

Pada bagian lain, Suhardjo juga menyatakan, pemerintah bertekad meningkatkan kesejahteraan guru melalui pemberian tunjangan profesi dan tunjangan khusus bagi guru yang sudah bersertifikat pendidik.

“Saya harapkan ini berimplikasi nyata bagi perbaikan kompetensi dan kinerja guru, dibuktikan dengan peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa,” tegasnya.
 
Kedepan, jelas dia,  perlu segera dirumuskan kebijakan agar sebagian tunjangan profesi guru bisa diinvestigasikan bagi peningkatan kinerja guru melalui program-program dan usaha guru belajar mandiri.

Profesionalisme guru, khususnya berkaitan dengan pengembangan keprofesian dan kariernya makin terus ditumbuhkembangkan.

Beberapa kebijakan strategis untuk membentuk guru yang profesional, sejahtera, bermartabat, dan terlindungi sedang dan akan terus dilakukan oleh pemerintah di semua tingkatan.

“Peningkatan profesionalisme guru menjadi salah satu dari lima agenda utama pembangunan pendidikan nasional,” ujarnya.

Terpisah,.Sekretaris Umum (Sekum) PGRI Pusat Sudarto mengatakan, pemerintah berusaha keras melaksanakan pendidikan sesuai dengan ketentuan undang-undang.

“Namun praktek di lapangan ternyata tidak sertamerta bisa dilaksanakan,” terangnya.

Sehubungan dengan itu, dia mengajak,  untuk duduk bersama membicarakan kebijakan pusat dengan kenyataan di lapangan untuk dilaksanakan secara bersama.

“UU No. 5/2014 memang tak seperti seharusnya sesuai dengan mindset pusat. Karena itu marilah duduk bersama untuk membicarakan kebijakan pusat agar tak menimbulkan masalah,” demikian ucapnya.

Pewarta: Arianto

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016