Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju menghadiri Rapat Terbatas untuk mempercepat penanganan pengungsi akibat erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara yang terjadi sejak 16 April 2024.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin Rapat Terbatas Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta pada Jumat.
Baca juga: Menteri AHY bangun chemistry tingkatkan produktivitas lewat olahraga
Keterangan tertulis dari Kantor Wilayah (Kanwil) BPN Kalimantan Selatan di Banjarbaru, Sabtu, menyatakan Presiden RI menginstruksikan para pimpinan kementerian/lembaga untuk segera merelokasi para pengungsi lantaran warga sekitar tidak diperbolehkan kembali ke tempat asal berdasarkan tata ruang yang ada.
Kepada Kementerian ATR/BPN, Presiden Jokowi meminta agar proses sertipikasi tanah berjalan dengan cepat jika lahan sudah berstatus "clean and clear".
Tak hanya itu, Presiden juga meminta secara khusus kepada Menteri ATR/Kepala BPN AHY segera terjun langsung ke lapangan.
"Diperlukan relokasi untuk permukiman yang harus dipercepat dan juga urusan pertanahan, termasuk urusan rumah dan yang berkaitan dengan pekerjaan. Ini nanti Pak Menteri ATR mohon lapangan dilihat betul," ucap Presiden RI.
Baca juga: ATR/BPN-IKANOT UNDIP kembangkan layanan pertanahan elektronik
Pada kesempatan terpisah, Menteri ATR/Kepala BPN AHY menyatakan pihaknya akan segera memastikan kesediaan lahan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebagai tempat relokasi.
AHY menegaskan proses tersebut akan dilakukan dengan cepat agar masyarakat tidak mengalami kesulitan.
“Tidak boleh masyarakat yang sudah sulit hidupnya karena terdampak bencana alam kemudian berlama-lama untuk menunggu kepastian. Kalau status tanahnya sudah clean and clear, Kementerian ATR/BPN akan siap secara cepat untuk memberikan sertipikatnya,” ungkap Menteri AHY.
Melalui relokasi tersebut, AHY berharap masyarakat yang bekerja sebagai nelayan dan pekebun dapat segera memulai kehidupan barunya.
“Itu tidak mudah karena dipindah dari tempat tinggal selama puluhan tahun. Tapi ini demi keselamatan, demi menyelamatkan keluarga mereka. Saya juga berharap selain untuk tempat tinggal juga ada tambahan area lahan yang akan dialokasikan untuk perkebunan warga yang terdampak tadi,” tutur AHY.
Baca juga: Menteri AHY percepat penyelesaian target RDTR
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin Rapat Terbatas Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta pada Jumat.
Baca juga: Menteri AHY bangun chemistry tingkatkan produktivitas lewat olahraga
Keterangan tertulis dari Kantor Wilayah (Kanwil) BPN Kalimantan Selatan di Banjarbaru, Sabtu, menyatakan Presiden RI menginstruksikan para pimpinan kementerian/lembaga untuk segera merelokasi para pengungsi lantaran warga sekitar tidak diperbolehkan kembali ke tempat asal berdasarkan tata ruang yang ada.
Kepada Kementerian ATR/BPN, Presiden Jokowi meminta agar proses sertipikasi tanah berjalan dengan cepat jika lahan sudah berstatus "clean and clear".
Tak hanya itu, Presiden juga meminta secara khusus kepada Menteri ATR/Kepala BPN AHY segera terjun langsung ke lapangan.
"Diperlukan relokasi untuk permukiman yang harus dipercepat dan juga urusan pertanahan, termasuk urusan rumah dan yang berkaitan dengan pekerjaan. Ini nanti Pak Menteri ATR mohon lapangan dilihat betul," ucap Presiden RI.
Baca juga: ATR/BPN-IKANOT UNDIP kembangkan layanan pertanahan elektronik
Pada kesempatan terpisah, Menteri ATR/Kepala BPN AHY menyatakan pihaknya akan segera memastikan kesediaan lahan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebagai tempat relokasi.
AHY menegaskan proses tersebut akan dilakukan dengan cepat agar masyarakat tidak mengalami kesulitan.
“Tidak boleh masyarakat yang sudah sulit hidupnya karena terdampak bencana alam kemudian berlama-lama untuk menunggu kepastian. Kalau status tanahnya sudah clean and clear, Kementerian ATR/BPN akan siap secara cepat untuk memberikan sertipikatnya,” ungkap Menteri AHY.
Melalui relokasi tersebut, AHY berharap masyarakat yang bekerja sebagai nelayan dan pekebun dapat segera memulai kehidupan barunya.
“Itu tidak mudah karena dipindah dari tempat tinggal selama puluhan tahun. Tapi ini demi keselamatan, demi menyelamatkan keluarga mereka. Saya juga berharap selain untuk tempat tinggal juga ada tambahan area lahan yang akan dialokasikan untuk perkebunan warga yang terdampak tadi,” tutur AHY.
Baca juga: Menteri AHY percepat penyelesaian target RDTR
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024