Budidaya ikan lele dengan sistem
 bioflok di Pondok Pesantren  Al Islam Kambitin Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan terhenti menyusul rusaknya aerator penyuplai oksigen.

Ketua Pokja Perikanan Ponpes Al Islam Kambitin Syamsudin mengatakan sejak enam bulan yang lalu usaha budidaya ikan lele dengan sistem bioflok tidak lagi dijalankan.

"Karena alatnya rusak kami terpaksa menghentikan budidaya ikan lele dengan sistem bioflok ini," jelas Syamsudin di Tabalong, Kamis.

ia pun mengakui para santri kurang memahami teknik budidaya ikan dengan sistem bioflok dan kini hanya mengembangkan budidaya ikan nila  kolam.

Sebelumnya  delapan kolam terpal budidaya ikan lele dengan sistem bioflok yang dikelola Ponpes Al Islam merupakan bantuan pemerintah pusat dari dana APBN 2019.

 Tiap kolam ditabur sebanyak 4.000 benih ikan lele dengan perkiraan produksi untuk pemula sekitar 150 kilogram dengan umur panen 3 bulan.

Budidaya lele bioflok sendiri merupakan sistem pemeliharaan ikan yang menumbuhkan suatu mikroorganisme yang berfungsi menggelola limbah budidaya itu sendiri, hingga menjadi gumpalan kecil (floc).

Selanjutnya flok tersebut dimanfaatkan langsung sebagai makanan alami. 

Terpisah Kabid Perikanan Dinas Ketahanan Pangan Perikanan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DKP2TPH) Kabupaten Tabalong Elzam Fikri mengatakan mengelola budidaya ikan dengan sistem bioflok memang memerlukan keuletan.

Ia menyebutkan beberapa kelompok di Tabalong  berhasil budidaya ikan dengan sistem bioflok diantaranya Kelompok Manginamat Kelurahan Pembataan, Ponpes Hidayatullah Desa Maburai  dan Kelompok tani ikan Desa Juai.

"Budidaya ikan dengan sistem bioflok kita harus memahami teknis pengelolaan dan ulet," jelas Elzam.

 

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023