Nusa Dua, Bali, (Antaranews Kalsel) - Gubernur Bank Sentral Asia Timur dan Pasifik yang tergabung dalam forum EMEAP (Executives Meeting of East Asia-Pacifics Central Banks) sepakat untuk memperkuat komitmen regional dalam menghadapi perkembangan ekonomi global.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara dalam keterangannya di Bali, Minggu mengatakan penguatan kerja sama regional ini diperlukan untuk menghadapi perkembangan ekonomi global, terutama kebijakan moneter negara maju yang beragam (divergen).

EMEAP atau pertemuan eksekutif bank sentral Asia Timur dan Pasifik merupakan forum kerja sama sebelas bank sentral dan otoritas moneter di wilayah Asia Timur dan Pasifik. Kali ini, Bali, Indonesia menjadi tempat penyelenggaraan pertemuan Gubernur EMEAP ke-21.

Keanggotaan EMEAP meliputi the Reserve Bank of Australia, the People's Bank of China, the Hong Kong Monetary Authority, Bank Indonesia, the Bank of Japan, the Bank of Korea, Bank Negara Malaysia, the Reserve Bank of New Zealand, Bangko Sentral ng Pilipinas, the Monetary Authority of Singapore dan the Bank of Thailand.

Dalam pertemuan yang dipimpin oleh Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo ini, para gubernur sebelas bank sentral dan otoritas moneter di Asia Timur dan Pasifik berbagi mengenai pandangan terhadap perkembangan ekonomi dan pasar keuangan global maupun regional.

"Para gubernur memandang bahwa kondisi ekonomi dan kebijakan moneter yang divergen di negara-negara maju telah menempatkan area EMEAP pada potensi kerentanan dan gejolak," kata Tirta.

Meskipun demikian, tambah Tirta, para gubernur juga mencatat bahwa secara umum pasar keuangan di kawasan EMEAP tetap berfungsi baik dalam menghadapi beberapa ancaman yang dapat meningkatkan gejolak.

Untuk itu, para gubernur setuju bahwa komunikasi dan kerja sama antara para otoritas sangat penting agar dapat menentukan arah perekonomian yang saat ini sedang menuju ketidakpastian global.

"Komunikasi dan kerja sama tersebut perlu dilakukan tidak hanya di area EMEAP, namun juga dengan negara-negara lainnya," jelas Tirta.

Secara keseluruhan, para gubernur sepakat untuk menggunakan EMEAP sebagai wadah bersama untuk berbagi dan berdiskusi mengenai berbagai perkembangan dan isu yang memengaruhi stabilitas ekonomi, moneter dan keuangan regional.

Dalam forum itu, para gubernur ikut mencatat laporan Pertemuan Deputi Gubernur EMEAP ke-50 di Sidney, Australia, yang telah berlangsung pada April 2016.

Pertemuan di Sydney tersebut membahas dan mengapresiasi kemajuan dalam aktivitas kerja sama EMEAP di bidang pasar keuangan, pengawasan bank, sistem pembayaran dan setelmen, serta teknologi informasi.

Kemudian, para gubernur mendiskusikan perkembangan Komite Stabilitas Moneter dan Keuangan (Monetary and Financial Stability Committee/MFSC) terkait pengawasan, kegiatan riset, dan kerangka manajemen krisis regional.

"Mereka sepakat mengenai perlunya pembentukan suara kolektif dalam merespons reformasi kebijakan global," kata Tirta.

Selanjutnya, para gubernur menyepakati dan menerima the Reserve Bank of New Zealand sebagai tuan rumah pada Pertemuan Gubernur EMEAP ke-22 pada 2017./f

Pewarta: Satyagraha

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016