Martapura, (Antaranews Kalsel) - Bupati Banjar H Khalilurrahman bersama Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor dan puluhan ribu warga masyarakat dari berbagai pelosok kabupaten/kota di Kalimantan Selatan dan Kalteng dan Kaltim, menghadiri haul ke-210 atau wafatnya, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kalampayan di Masjid Tukhfatur Raghibin, Desa Dalam Pagar, Kabupaten Banjar,  Senin (11/7).

Panitia pelaksana haulan begitu sibuk sebab telah menyediakan sekitar 40 ribu lebih nasi bungkus untuk makanan para warga masyarakat yang mengikuti haulan ini.

Bukan saja di masjid, tetapi semua rumah penduduk dan jalan-jalan di sekitar lokasi masjid Tukhfatur Raghibin dipenuhi jamaah yang lengkap berpakaian putih dan bersama-sama melantunkan syair dan tahlil.

Pada haul kali ini, selain dihadiri ulama dari kabupaten/kota se-Kalsel, juga dihadiri para habaib dari Kalimantan Selatan sendiri juga dari Kaltim dan Kalteng.

Hadir pula para pejabat dalam haul tersebut, diantaranya, Anggota DPR RI Syaifullah Tamliha dan Aditia Mufti Ariffin, Wakil Bupati HSU H Husairi Abdi, Ketua DPRD Banjar H Muhammad Rusli serta Ketua MUI Kalimantan Selatan KH Husien Nafarin.

Gubernur Kalimantan Selatan dalam sambutannya mengatakan, sepatutnya masyarakat Kalimantan Selatan yang hidup dalam masa ini mencontoh serta meneladani sikap dan perilaku Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.

"Sepatutnya kita yang hidup dimasa sekarang berterima kasih kepada para pendahulu kita yang telah berjasa dan menorehkan sejarah dalam membangun daerah yang kita cinta ini,” ujarnya.

Ia berharap, para jamaah yang hadir bukan hanya mengenang riwayat Datu Kalampayan, namun juga mampu meneladani akhlak beliau. “Mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaatnya, dan mampu meneladani Datu Kalampayan, hingga kita bisa menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi,” ucapnya.

Sebelumnya, Guru Muhammad Zainal Ilmi membacakan manakib atau biografi Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari putra pasangan   Abdullah dan Ibu Aminah  yang antara lain menyebutkan, bahwa ulama besar asal Martapura tersebut telah menuntut ilmu pengetahuan agama selama 30 tahun di Mekkah dan 25 kali menunaikan ibadah haji.

Setelah menuntut ilmu pengetahuan agama Islam kepada guru-guru beliau diantaranya Syekh Muhammad Seman Al Madani, selanjutnya ulama besar tersebut pulang ke tanah kelahirannya dan melakukan dakwah sekitar 41 tahun.

Disebutkan, banyak karamat dari ulama besar tersebut antara lain, di Betawi (Jakarta) sekarang pernah membetulkan arah kiblat di Masjid Jembatan Lima, dengan mengacungkan telunjuk di bawah lengan bajunya tampak Ka'bah.

Kitab Karya Syekh Muhammad Arsyad yang paling dikenal ialah Kitab Sabilal Muhtadin littafaqquh fi amriddin, yang artinya dalam terjemahan bebas adalah "Jalan bagi orang-orang yang mendapat untuk mendalami urusan-urusan agama".

Selain itu, Syekh Muhammad Arsyad juga telah menulis beberapa kitab untuk keperluan pengajaran serta pendidikan, diantaranya kitab Ushuluddin yang biasa disebut Kitab sifat dua puluh, Tuhfatur Raghibin, yaitu kitab yang membahas tentang wanita serta tertib suami-istri, dan Kitabul Fara-idl, semacam hukum perdata.

Kemudian tepat pada 6 Syawal 1227 H/1812 M, beliau wafat dirumah beliau di Dalam Pagar Martapura dalam usia 105 tahun dalam perhitungan Hijriah, dan 102 tahun menurut perhitungan Masehi. Kemudian, sesuai dengan wasiat beliau, Syekh Muhammad Arsyad dimakamkan di Desa Kalampayan, Astambul, Martapura.(humas/Ari/Syadi/Reza/f)

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016