Dolar AS jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell tentang perjuangan bank sentral yang sedang berlangsung untuk menurunkan inflasi gagal memenuhi ekspektasi pasar yang lebih hawkish.


Powell mengatakan kepada anggota parlemen bahwa perjuangan melawan inflasi "masih jauh" dan bahwa meskipun ada jeda baru-baru ini dalam kenaikan suku bunga, para pejabat setuju biaya pinjaman kemungkinan akan perlu bergerak lebih tinggi.

Sambil mencatat bahwa inflasi masih sangat jauh dari target Fed, Powell mengatakan mungkin masuk akal untuk tetap menaikkan suku bunga, dengan kecepatan yang lebih moderat.

"Tampaknya Powell gagal mengalahkan pasar yang bersiap untuk ratifikasi yang lebih eksplisit dari proyeksi median dalam ringkasan dot plot proyeksi ekonomi terbaru," kata Karl Schamotta, kepala strategi pasar di perusahaan pembayaran bisnis Corpay, dikutip dari Reuters.

The Fed telah mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan Juni, tetapi mengisyaratkan dalam proyeksi baru bahwa biaya pinjaman mungkin masih perlu naik sebanyak setengah persentase poin hingga akhir tahun ini.

Euro menguat 0,62 persen menjadi 1,0985 dolar. Dolar naik 0,3 persen pada 141,805 yen, dengan mata uang Jepang di bawah tekanan setelah Gubernur Bank Sentral Jepang Kazuo Ueda pada Rabu (21/6/2023) menegaskan kembali sikap dovish bank sentral untuk mempertahankan kebijakan moneternya yang sangat longgar.

Pound Inggris terombang-ambing antara keuntungan dan kerugian setelah data menunjukkan inflasi Inggris melaju lebih cepat dari yang diharapkan pada Mei.

Laju tahunan kenaikan harga konsumen Inggris stabil di 8,7 persen pada Mei, bertentangan dengan harapan yang telah mendingin sejak April, dengan tingkat inflasi Inggris tetap bertahan dibandingkan dengan ekonomi utama lainnya.

Pound terakhir naik 0,09 persen pada 1,2774 dolar, setelah tergelincir ke level terendah satu minggu di 1,2691 dolar di awal sesi.

Dolar Australia naik 0,15 persen pada 0,67975 dolar AS, dengan kecepatan untuk menghentikan penurunan beruntun tiga hari. Aussie telah melemah minggu ini setelah rilis risalah pertemuan kebijakan Juni Bank Sentral Australia pada Selasa (20/6/2023) tidak memiliki panduan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut. Pasar menganggap ini sebagai tanda dovish.

Aussie, yang sensitif terhadap data ekonomi China, juga mendapat tekanan karena langkah-langkah stimulus yang lemah dari Beijing.

Baca juga: Minyak naik ditopang prospek pasokan ketat dan pelemahan dolar
Baca juga: Dolar AS terdongkrak permintaan perumahan
Baca juga: Dolar AS menguat di tengah meningkatnya permintaan "safe haven"

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto


 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Mahdani


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023