Manado, (Antaranews Kalsel) - Bank Indonesia (BI) menyosialisasikan keaslian uang rupiah kepada sejumlah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

        
"Kami melakukan sosialisasi keaslian rupiah kepada siswa, agar sejak dini tahu membedakan mana uang yang asli dan palsu, serta lebih menghargai rupiah sebagai lambang negara," kata Deputi BI Perwakilan Sulut Yusnang di Manado, Selasa.

Yusnang mengatakan jika sejak masih duduk di sekolah telah mendapatkan edukasi mengenai keaslian uang rupiah dan cara memberlakukannya, maka akan terbawa sampai tua, begitu pun untuk generasi selanjutnya.

"Karena memproduksi uang kertas maupun logam itu bukan biaya yang kecil, sehingga kita harus memperlakukan uang rupiah tersebut dengan baik dan wajar," jelasnya.

Sosialisasi dengan 3D atau dilihat, diraba dan diterawang adalah paling ampuh untuk membedakan mana uang palsu dan asli, katanya.

Pengenalan secara manual ini untuk mengatasi kendala bagi mereka yang tidak memiliki alat pendeteksi keaslian uang rupiah, katanya.

Teknik 3D dimulai dari dilihat, diraba, dan Diterawang. Pertama, dilihat. Warna uang terlihat terang dan jelas. Terdapat benang pengaman yang ditanam pada kertas uang dengan suatu garis melintang atau beranyam dan berubah warna.

Pada sudut kanan bawah terdapat lingkaran yang warnanya dapat berubah apabila dilihat dari sudut pandang berbeda atau biasa dikenal OVI (optical variable ink).

Kedua, diraba, pada setiap uang terdapat angka, huruf, burung garuda, dan gambar utama bila diraba akan terasa kasar atau dikenal sebagai cetak intaglio.

Ketiga, diterawang, pada setiap uang terdapat tanda air berupa gambar pahlawan dan terlihat jelas bila diterawangkan ke arah cahaya atau biasa dikenal tanda air. Terdapat huruf atau logo BI saling mengisi yang beradu tepat di muka dan belakang atau dikenal dengan rectoverso.

"Pengenalan ciri-ciri keaslian uang rupiah 3D merupakan teknik paling mudah yang bisa diterapkan oleh siapa pun. Tak terkecuali pedagang di pasar," ujarnya.

Adapula cara lainnya dengan sinar UV. Dengan pengenalan tinta tampak, tinta gambar lebih memendar di bawah sinar UV. Tinta tidak tampak, tidak tampak gambar tetapi jika di bawah sinar UV akan tampak memendar.

Serta nomor seri, runtutan huruf dan angka semakin membesar dan memendar di bawah sinar UV.

"Adalagi cara lainnya yaitu dengan kaca pembesar atau lup. Ada huruf atau tulisan kecil yang dapat dibaca hanya dengan menggunakan kaca pembesar," tuturnya.

Di samping itu, BI juga menerangkan cara memperlakukan uang. Di antaranya, simpanlah uang secara benar pada tempatnya, tidak merusak fisik uang dari coretan-coretan, staples, selotip, dan sebagainya.

Selama ini, masih sedikit masyarakat yang mengetahui bahwa uang lusuh, rusak, terbakar, dan cacat bisa ditukar. Dengan syarat tertentu seperti, fisik uang 2/3 lebih besar ukuran aslinya dan dapat dikenali keasliannya yang akan diganti sesuai nominal.

"Syaratnya, satu kesatuan dengan atau tanpa nomor seri lengkap. Tidak merupakan satu kesatuan namun kedua nomor seri pada uang tersebut lengkap dan sama," jelasnya./f

Pewarta: Nancy Lynda Tigauw

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016