Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menebar 100 ribu benih ikan lokal berbagai jenis di Sungai Martapura sebagai upaya menyelamatkan ikan lokal dari kepunahan.

Direktur Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Direktorat Perikanan Budidaya, KKP, Agus Priyono di Banjarmasin Kamis mengatakan, saat ini budidaya perikanan terus didorong sebagai upaya "restocking" dalam rangka melestarikan dan memperkaya sumber daya alam.

Penebaran benih ikan yang dilakukan Wakil Gubernur Kalsel, Rudy Resnawan bersama jajaran Direktorat Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), merupakan realiasi program KKP, berupa penabaran benih ikan lokal gratis selama 2016 sebanyak 100 juta ekor ikan lokal secara nasional.

Beberapa jenis ikan lokal Kalimantan Selatan, yang ditabur yaitu papuyu, kelabau dan haruan, yang kini semakin langka keberadaannya, akibat penangkapan secara ilegal dan kondisi sungai yang banyak tercemar.

Benih ikan papauyu, haruan dan kalabau ini hasil pengembangan dari UPT DJPD yaitu balai perikanan budidaya air tawar Mandiangin.

Kegiatan tabur benih yang dimotori Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Kalsel ini, bekerjasama dengan Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin dan merupakan bagian dari program produksi 100 juta benih ikan untuk ditebar, sebagian di perairan umum.

Menurut Agus, pada 2016 produksi benih ikan di UPT dan UPTD difokuskan untuk memenuhi kebutuhan benih bermutu dan restocking alam.

"Target produksi perikanan budidaya 2016 mencapai 19,5 juta ton, naik dibanding 2014 sebanyak 17 juta ton, diperkirakan kebutuhan ikan nasional bakal mencapai 101 miliar ekor lebih," ujarnya.

Menurut Agus, target tebar benih ikan, sebanyak 100 juta ekor yang akan diberikan ke masyarakat, maupun ditebar ke alam, akan dilakukan secara bertahap.

Wakil Gubernur Kalsel Rudy Resnawan mengatakan, upaya penebaran benih ikan merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan dan melestarikan ikan lokal yang hampir punah, seperti kelabau, papuyu, haruan, jelawat dan lainnya.

Bila ini berhasil, kata dia, tentunya akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mampu meningkatkan produksi ikan di Kalsel.

"Asal jangan ikan-ikan ini ditangkap dengan hal-hal yang ilegal, seperti melakukan penangkapan dengan menggunakan putas, pengeboman, atau alat-alat yang menyebabkan anak-anak ikan ikut tertangkap dan mati.

Selain itu, kata dia, yang tidak kalah penting adalah selalu memperhatikan kebersihan sungai, dengan tidak membuang sampah, baik sampah industri maupun sampah rumah tangga ke sungai.

Sebelumnya, Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto di Banjarbaru mengatakan, KKP terus berupaya mewujudkan bantuan 100 juta ekor benih ikan bermutu yang akan dibagikan dan disebar gratis kepada masyarakat.

"Kami siap mewujudkan bantuan 100 juta ekor benih ikan bermutu," ujar Slamet melalui Direktur Perbenihan Sarifin pada Konsolidasi Perbenihan Nasional yang diikuti seluruh pejabat dinas dan instansi kelautan dan perikanan.

Menurut Sarifin yang didampingi Kasubdit perbenihan ikan air tawar Restu Yunaidar, langkah strategis yang dilakukan adalah menjalin kontrak kerja dengan sejumlah pihak.

"Kami sudah melakukan kontrak kerja dengan UPT pusat dan UPT daerah di Provinsi NTB untuk wujudkan program nasional untuk peningkatan produksi perikanan budidaya," ujarnya.

Ia mengatakan, kontrak kinerja itu ditarget 14 UPT pusat menghasilkan 197,1 juta ekor benih dan 33 UPTD 106,2 juta ekor sehingga total 303,4 juta ekor benih bermutu.

"Benih ikan yang dihasilkan UPT dan UPTD disebarkan gratis kepada kelompok pembudidaya ikan dan "restocking" untuk pengkayaan sumber daya ikan," ucapnya.

Menurut dia, benih yang sudah dihasilkan dan didistribusikan kepada kelompok pembudidaya ikan maupun "restocking" sebesar 19,8 juta atau mencapai 19,88 persen."Kami optimistis, target 100 juta ekor benih ikan bermutu tercapai hingga akhir tahun sehingga program pengkayaan sumber daya ikan di perairan terwujud," kata Sarifin.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016