Sejak dua bulan lalu harga telor Ayam Ras merangkak naik membuat konsumen pasrah dan berharap harga telor Ayam Ras kembali normal sebagaimana biasanya karena merupakan kebutuhan bahan pokok sehari-hari.
Namun nyatanya harga telor Ayam Ras di pasaran khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan masih mahal berkisar Rp29000 -Rp31000 perkilogram padahal beberapa bulan sebelumnya hanya berkisar Rp23000 -Rp25000 perkilogram
Kepala bidang peternakan Dinas Pertanian HSU Syaprudin Hasbi di Amuntai, Selasa (6/9/22) mengatakan, naiknya harga telor Ayam Ras disebabkan mahalnya harga pakan dan biaya transportasi akibatnya naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kalau stok telor Ayam Ras sebenarnya stabil saja sekitar13500 kilogram per minggu, namun kenaikan harga telor lebih disebabkan harga pakan yang terus naik serta angkutan transportasi karena naiknya harga BBM," ujar Hasby.
Ia mencontohkan, harga pakan AL-100HG naik dari Rp350.000 menjadi Rp400.007 per zak. Kenaikan harga pakan tersebut semakin ditambah dengan kenaikan harga BBM
Hasby mengatakan, Untuk harga penjualan telor Ayam Ras di Kalimantan Selatan (Kalsel) ditentukan oleh Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Kalsel.
Ia berharap harga BBM bersubsidi bisa kembali diturunkan oleh pemerintah agar harga telor Ayam Ras khususnya bisa kembali normal
Salah seorang warga Kota Amuntai Rahman juga meyakini mahalnya harga telor disebabkan naiknya harga BBM
"Sedikit banyaknya kenaikan harga BBM pasti berpengaruh terhadap melonjaknya harga telor Ayam Ras," katanya.
Rahman yang bekerja sampingan sebagai pengusaha Cathering di Kota Amuntai berupaya lebih bijak dalam mengelola usahanya ditengah naiknya beberapa kebutuhan pokok.
Sementara salah satu pedagang telor eceran di Kota Amuntai, Andi mengaku telor Ayam Ras yang ia jual memang sudah mahal saat ia beli dari pihak pedagang/penyalur
"Jika harga ditingkat distributor sudah tinggi terpaksa kami menjual tinggi pula," katanya.
Meski demikian, lanjutnya, konsumen tetap membeli telor Ayam Ras meski terkadang mengurangi jumlahnya, bisanya membeli dua kilo menjadi hanya satu kilo.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Namun nyatanya harga telor Ayam Ras di pasaran khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan masih mahal berkisar Rp29000 -Rp31000 perkilogram padahal beberapa bulan sebelumnya hanya berkisar Rp23000 -Rp25000 perkilogram
Kepala bidang peternakan Dinas Pertanian HSU Syaprudin Hasbi di Amuntai, Selasa (6/9/22) mengatakan, naiknya harga telor Ayam Ras disebabkan mahalnya harga pakan dan biaya transportasi akibatnya naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Kalau stok telor Ayam Ras sebenarnya stabil saja sekitar13500 kilogram per minggu, namun kenaikan harga telor lebih disebabkan harga pakan yang terus naik serta angkutan transportasi karena naiknya harga BBM," ujar Hasby.
Ia mencontohkan, harga pakan AL-100HG naik dari Rp350.000 menjadi Rp400.007 per zak. Kenaikan harga pakan tersebut semakin ditambah dengan kenaikan harga BBM
Hasby mengatakan, Untuk harga penjualan telor Ayam Ras di Kalimantan Selatan (Kalsel) ditentukan oleh Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Kalsel.
Ia berharap harga BBM bersubsidi bisa kembali diturunkan oleh pemerintah agar harga telor Ayam Ras khususnya bisa kembali normal
Salah seorang warga Kota Amuntai Rahman juga meyakini mahalnya harga telor disebabkan naiknya harga BBM
"Sedikit banyaknya kenaikan harga BBM pasti berpengaruh terhadap melonjaknya harga telor Ayam Ras," katanya.
Rahman yang bekerja sampingan sebagai pengusaha Cathering di Kota Amuntai berupaya lebih bijak dalam mengelola usahanya ditengah naiknya beberapa kebutuhan pokok.
Sementara salah satu pedagang telor eceran di Kota Amuntai, Andi mengaku telor Ayam Ras yang ia jual memang sudah mahal saat ia beli dari pihak pedagang/penyalur
"Jika harga ditingkat distributor sudah tinggi terpaksa kami menjual tinggi pula," katanya.
Meski demikian, lanjutnya, konsumen tetap membeli telor Ayam Ras meski terkadang mengurangi jumlahnya, bisanya membeli dua kilo menjadi hanya satu kilo.
Editor : Hasan Zainuddin
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022