Siaga terhadap penyebaran Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) di Kalimantan Selatan, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin melakukan pemasangan karpet disinfektan di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Rabu (3/8).
Karpet disinfektan, yang terdiri dari dua jenis karpet basah dan kering itu, dipasang di pintu kedatangan dan keberangkatan terminal penumpang Pelabuhan Trisakti.
Pemasangan karpet disinfektan ini didukung oleh KSOP Kelas Satu Banjarmasin, dan Pelindo 3. Sub Koordinator Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Isrokal mengharapkan, dengan pemasangan karpet disinfektan itu, dapat mencegah penyebaran virus PMK, yang secara tidak sengaja menempel di alas kaki para penumpang.
Menurutnya, pemasangan karpet disinfekan ini sangat efektif, untuk mencegah potensi penyebaran virus PMK melalui kotoran yang terbawa di alas kaki.
“Cukup efektif, dikarenakan setiap calon penumpang itu yang kami sampaikan tadi, baik yang datang maupun yang berangkat, itu pasti akan melalui karpet tersebut sehingga kita pasang di titik titik yang menjadi area kedatangan atau keberangkatan penumpang,” kata Isrokal.
Ia memastikan hingga saat ini pihaknya belum menemukan gejala klinis PMK terhadap hewan ternak yang masuk ke Kalsel.
Upaya pencegahan terhadap penyebaran PMK juga dilakukan dengan cara menyemprotkan disinfeksi pada hewan ternak dan angkutannya, selain itu dilakukan pemeriksaan fisik pada ternak secara intensif oleh petugas.
Sementara itu, Syahrial Murjani, Deputi Manager Perencanaan, Pengendalian Terminal Penumpang Banjarmasin, Pelindo Tiga Regional Kalimantan, menyampaikan dukungannya atas pemasangan karpet disinfektan tersebut, dan menyerahkan sepenuhnya kepada Balai Karantina, hingga sampai kapan karpet disinfektan tersebut akan di pasang.
Dukungan Program itu juga disampaikan oleh Anton Wahyudi, Manager Dharma Lautan Utama Cabang Banjarmasin. Menurutnya, semenjak terbit larangan pengiriman ternak akibat PMK, manajemen perusahaannya juga telah menghentikan pengangkutan ternak, khususnya sapi dan kambing.
“Sementara ini kita hentikan untuk pengangkutan hewan dari Surabaya, karena kita juga mengantisipasi jangan sampai di Kalimantan Selatan terinfeksi penyakit tersebut” tutur Anton.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Karpet disinfektan, yang terdiri dari dua jenis karpet basah dan kering itu, dipasang di pintu kedatangan dan keberangkatan terminal penumpang Pelabuhan Trisakti.
Pemasangan karpet disinfektan ini didukung oleh KSOP Kelas Satu Banjarmasin, dan Pelindo 3. Sub Koordinator Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Isrokal mengharapkan, dengan pemasangan karpet disinfektan itu, dapat mencegah penyebaran virus PMK, yang secara tidak sengaja menempel di alas kaki para penumpang.
Menurutnya, pemasangan karpet disinfekan ini sangat efektif, untuk mencegah potensi penyebaran virus PMK melalui kotoran yang terbawa di alas kaki.
“Cukup efektif, dikarenakan setiap calon penumpang itu yang kami sampaikan tadi, baik yang datang maupun yang berangkat, itu pasti akan melalui karpet tersebut sehingga kita pasang di titik titik yang menjadi area kedatangan atau keberangkatan penumpang,” kata Isrokal.
Ia memastikan hingga saat ini pihaknya belum menemukan gejala klinis PMK terhadap hewan ternak yang masuk ke Kalsel.
Upaya pencegahan terhadap penyebaran PMK juga dilakukan dengan cara menyemprotkan disinfeksi pada hewan ternak dan angkutannya, selain itu dilakukan pemeriksaan fisik pada ternak secara intensif oleh petugas.
Sementara itu, Syahrial Murjani, Deputi Manager Perencanaan, Pengendalian Terminal Penumpang Banjarmasin, Pelindo Tiga Regional Kalimantan, menyampaikan dukungannya atas pemasangan karpet disinfektan tersebut, dan menyerahkan sepenuhnya kepada Balai Karantina, hingga sampai kapan karpet disinfektan tersebut akan di pasang.
Dukungan Program itu juga disampaikan oleh Anton Wahyudi, Manager Dharma Lautan Utama Cabang Banjarmasin. Menurutnya, semenjak terbit larangan pengiriman ternak akibat PMK, manajemen perusahaannya juga telah menghentikan pengangkutan ternak, khususnya sapi dan kambing.
“Sementara ini kita hentikan untuk pengangkutan hewan dari Surabaya, karena kita juga mengantisipasi jangan sampai di Kalimantan Selatan terinfeksi penyakit tersebut” tutur Anton.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022