Batulicin, (Antaranews Kalsel) - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Ditanpanak) Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, meningkatkan produksi tanaman cabai dengan menerapkan sistem jaringan irigasi tetes.
"Penerapan sistem jaringan ini bagian program pemerintah pusat yang dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berupa bantuan alat," kata Kepala Dinas Distanpanak Kabupaten Tanah Bumbu Abdul Karim, di Batulicin, Jumat.
Ia mengatakan, bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat yakni sarana irigasi tetes sederhana, ph meter, sarana produksi, keranjang panen, pompa air, tendon air, pupuk, benih, dan lainnya.
"Produksi tanaman cabai yang akan ditingkatkan jenis cabai rawit dan cabai besar, untuk memenuhi kebutuhan cabai di Tanah Bumbu," katanya.
Menurutnya, budidaya tanaman cabai dianggap potensial untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, mengingat cabai merupakan kebutuhan yang sangat dicari sebagai bumbu pelengkap masakan.
Penggunaan irigasi tetes untuk tanaman cabai dilakukan kelompok tani di tujuh kecamatan.
"Mulai periode 2016 pemerintah daerah mentargetkan luas tanaman cabai sebanyak 22 hektar terdiri dari tanaman cabai besar seluas 15 hektar dan tanaman cabai rawit seluas tujuh hektar," katanya.
Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Arbain menambahkan, irigasi tetes yaitu pengaliran air dengan menggunakan pipa selang yang dialirkan semua tanaman cabai, dengan pengairan seperti itu maka tidak perlu dikhawatirkan lagi tanaman cabai akan hidup berdasarkan musim.
"Irigasi tetes ini sangat hemat air dan tidak mengenal musim karena pada saat musim kemarau atau musim hujan airnya masih tetap mengalir karena airnya disimpan di tandon," katanya.
Cabai yang ditanam juga sangat ramah lingkungan karena kelompok tani selalu didorong untuk seminimal mungkin menggunakan pestisida sehingga tanaman yang dihasilkan aman untuk di konsumsi warga.
Pihaknya mengharapkan, para petani cabai membudidayakan tanaman cabai tanpa bergantung musim, sehingga bisa panen berkali-kali dalam satu tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
"Penerapan sistem jaringan ini bagian program pemerintah pusat yang dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) berupa bantuan alat," kata Kepala Dinas Distanpanak Kabupaten Tanah Bumbu Abdul Karim, di Batulicin, Jumat.
Ia mengatakan, bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat yakni sarana irigasi tetes sederhana, ph meter, sarana produksi, keranjang panen, pompa air, tendon air, pupuk, benih, dan lainnya.
"Produksi tanaman cabai yang akan ditingkatkan jenis cabai rawit dan cabai besar, untuk memenuhi kebutuhan cabai di Tanah Bumbu," katanya.
Menurutnya, budidaya tanaman cabai dianggap potensial untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, mengingat cabai merupakan kebutuhan yang sangat dicari sebagai bumbu pelengkap masakan.
Penggunaan irigasi tetes untuk tanaman cabai dilakukan kelompok tani di tujuh kecamatan.
"Mulai periode 2016 pemerintah daerah mentargetkan luas tanaman cabai sebanyak 22 hektar terdiri dari tanaman cabai besar seluas 15 hektar dan tanaman cabai rawit seluas tujuh hektar," katanya.
Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Arbain menambahkan, irigasi tetes yaitu pengaliran air dengan menggunakan pipa selang yang dialirkan semua tanaman cabai, dengan pengairan seperti itu maka tidak perlu dikhawatirkan lagi tanaman cabai akan hidup berdasarkan musim.
"Irigasi tetes ini sangat hemat air dan tidak mengenal musim karena pada saat musim kemarau atau musim hujan airnya masih tetap mengalir karena airnya disimpan di tandon," katanya.
Cabai yang ditanam juga sangat ramah lingkungan karena kelompok tani selalu didorong untuk seminimal mungkin menggunakan pestisida sehingga tanaman yang dihasilkan aman untuk di konsumsi warga.
Pihaknya mengharapkan, para petani cabai membudidayakan tanaman cabai tanpa bergantung musim, sehingga bisa panen berkali-kali dalam satu tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016