Pimpinan perusahaan otomotif Vietnam Vingroup menyatakan bahwa penawaran umum perdana (IPO) untuk perusahaan VinFast mungkin akan ditunda hingga tahun depan karena ketidakpastian pasar.
Sebelumnya, VinFast berencana akan melepas saham perdana mereka pada kuartal keempat tahun ini.
Namun, alih-alih melakukan IPO pada tahun ini, Pimpinan Vingroup Pham Nhat Vuong justru mengatakan bahwa perusahaan konglomerat Vietnam itu justru memprioritaskan strategi penjualan yang agresif.
"Kami mengincar IPO di kuartal empat, tetapi ada banyak ketidakpastian pasar yang sedang berlangsung sekarang ... Jika perlu, kami dapat menundanya hingga tahun depan," kata Vuong dilansir Reuters, Kamis.
“IPO bukan hanya untuk penggalangan dana. Ini juga tentang pemasaran dan mengklaim posisi VinFast secara global,” katanya.
Perusahaan induk VinFast yang berbasis di Singapura telah mengajukan IPO dengan regulator sekuritas AS, serta menyiapkan investasi 4 miliar dolar AS untuk membangun pabrik di Amerika Serikat.
Vuong juga mengatakan pada pertemuan itu bahwa perusahaan menghadapi kendala untuk mendapatkan suku cadang dari China.
"Pabrik chip di Shanghai ditutup. Oleh karena itu pasokan chip telah terganggu dan cerita yang sama untuk bagian lain," kata Vuong.
Vuong mengatakan, VinFast mau menjual 750.000 mobil pada tahun 2026, dengan 150.000 mobil akan diproduksi di North Carolina dan sisanya dari pabrik di Vietnam.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Sebelumnya, VinFast berencana akan melepas saham perdana mereka pada kuartal keempat tahun ini.
Namun, alih-alih melakukan IPO pada tahun ini, Pimpinan Vingroup Pham Nhat Vuong justru mengatakan bahwa perusahaan konglomerat Vietnam itu justru memprioritaskan strategi penjualan yang agresif.
"Kami mengincar IPO di kuartal empat, tetapi ada banyak ketidakpastian pasar yang sedang berlangsung sekarang ... Jika perlu, kami dapat menundanya hingga tahun depan," kata Vuong dilansir Reuters, Kamis.
“IPO bukan hanya untuk penggalangan dana. Ini juga tentang pemasaran dan mengklaim posisi VinFast secara global,” katanya.
Perusahaan induk VinFast yang berbasis di Singapura telah mengajukan IPO dengan regulator sekuritas AS, serta menyiapkan investasi 4 miliar dolar AS untuk membangun pabrik di Amerika Serikat.
Vuong juga mengatakan pada pertemuan itu bahwa perusahaan menghadapi kendala untuk mendapatkan suku cadang dari China.
"Pabrik chip di Shanghai ditutup. Oleh karena itu pasokan chip telah terganggu dan cerita yang sama untuk bagian lain," kata Vuong.
Vuong mengatakan, VinFast mau menjual 750.000 mobil pada tahun 2026, dengan 150.000 mobil akan diproduksi di North Carolina dan sisanya dari pabrik di Vietnam.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022