Wall Street melemah tajam pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena investor memulai pekan ini yang dipersingkat liburan dalam suasana penghindaran saat kenaikan imbal hasil obligasi membebani saham-saham pertumbuhan terkemuka menjelang data inflasi penting.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 413,04 poin atau 1,19 persen, menjadi menetap di 34.308,08 poin. Indeks S&P 500 jatuh 75,75 poin atau 1,69 persen, menjadi berakhir di 4.412,53 poin. Indeks Komposit Nasdaq terpuruk 299,04 poin atau 2,18 persen, menjadi ditutup di 13.411,96 poin.

Semua 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi dan teknologi masing-masing terperosok 3,11 persen dan 2,6 persen, memimpin penurunan.

"Ada dua jenis aksi jual dalam satu atau dua bulan terakhir," kata Peter Tuz, presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia. "Ada peningkatan imbal hasil yang terutama mempengaruhi saham teknologi dan pertumbuhan lainnya, dan kemudian ada penjualan resesi/perlambatan ekonomi yang mempengaruhi saham energi dan berbagai saham material.

"Hari ini kamu melihat keduanya."

Baca juga: Wall St naik moderat

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun melayang di dekat level tertinggi tiga tahun menjelang data inflasi utama yang diharapkan pada Selasa waktu setempat.

Federal Reserve AS telah berjanji untuk secara agresif mengatasi inflasi yang panas, dan sebagian besar pelaku pasar memperkirakan serangkaian kenaikan suku bunga 50 basis poin dari bank sentral dalam beberapa bulan mendatang.

"Semua mata tertuju pada angka inflasi yang mungkin akan menjadi yang tertinggi dalam 40 tahun, yang dapat mendorong kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dan lebih sering dari The Fed," tambah Tuz.

Laporan IHK Departemen Tenaga Kerja diharapkan pada Selasa untuk tanda-tanda gelombang inflasi telah mencapai puncaknya. Analis memperkirakan laporan tersebut akan menunjukkan pertumbuhan harga konsumen 8,5 persen tahun-ke-tahun, angka terpanas sejak 1981.

Baca juga: Wall St jatuh

Perselisihan geopolitik yang sedang berlangsung juga membantu mendorong pelarian ke tempat yang aman.

Ukraina mengatakan pihaknya memperkirakan Rusia akan meluncurkan serangan baru yang besar segera setelah konflik paling serius di Eropa sejak perang Balkan tahun 1990-an berlanjut, meskipun negosiasi damai sedang berlangsung.

Musim laporan keuangan kuartal pertama akan dimulai akhir pekan ini, dengan diawali oleh bank-bank besar.

Analis telah menahan optimisme kuartal pertama mereka. Secara agregat, pertumbuhan laba tahunan S&P 500 diperkirakan 6,1 persen, turun dari 7,5 persen di awal tahun.

Twitter Inc naik 1,7 persen setelah pemegang saham terbesarnya, pemimpin Tesla Inc Elon Musk menolak tawaran perusahaan media sosial itu untuk bergabung dengan dewan direksinya.

Adapun Tesla, data menunjukkan penjualan kendaraan listriknya jatuh di China bulan lalu karena upaya negara itu untuk mengekang wabah COVID-19, mengirim sahamnya tergelincir 4,8 persen.

Perusahaan media dan streaming Warner Bros Discovery Inc, yang dibentuk dari penggabungan Discovery Inc dan aset AT&T Inc senilai 43 miliar dolar AS, bergerak maju-mundur di hari pertama perdagangannya dan berakhir naik 1,4 persen.

Nvidia Corp anjlok 5,2 persen setelah Baird menurunkan peringkat saham pembuat chip itu menjadi "netral" dari "outperform," mengutip pembatalan pesanan dan potensi penurunan permintaan.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 11,03 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,71 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.


 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022