Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI Mohamad Nasir mengintruksikan para mahasiswa menempuh program study kesehatan untuk bisa membantu korban kabut asap.

"Saya meminta kepada mahasiswa di fakultas kedokteran, akademi kebidanan maupun keperawan dan yang menempuh program study kesehatan lainnya untuk bisa mengabdikan diri membantu korban asap, khususnya merawat para anak-anak dan balita," ujarnya saat berada di Kampus Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Rabu.

Menurut dia, saat ini sumbangsih mahasiswa membantu bencana asap di daerahnya di Kalimantan khususnya sangat dibutuhkan, sebab banyak anak-anak dan balita yang terkena dampak kesehatan, yakni, terserang Ispa akibat kebakaran hutan dan lahan ini.

"Secara resmi saya sudah meminta fakultas kedokteran di Unlam ini, dan rektor menyampaikan kesediaan mahasiswanya, ini sangat membanggakan," tuturnya.

Menurut dia, mahasiswa yang memiliki keilmuan di bidang kesehatan harus berempati terhadap musibah nasional ini, dan berusaha bisa berbuat untuk menyelamatkan anak-anak Indonesia tanpa pamrih, karena ini tindakan yang sangat terpuji.

"Ayo kita bergerak membantu pemerintah, sebab ini menjadi tanggung jawab kita bersama mengatasinya, karena bencana asap ini tidak bisa terhindarkan," paparnya.

Menurut dia, berbagai langkah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan ini, mengupayakan hujan buatan dan pemadaman lewat helikopter dan pesawat pembom air.

"Tapi apa dikata, kabut asap sudah terlanjur menyelimuti udara, dan dampaknya sangat berbahaya bagi kesehatan," tuturnya.

Pemerintah, ujar Nasir, sudah melakukan kerja maksimal mengatasi dampak asap ini, bahkan sudah mengupayakan evakuasi warga ketempat lebih aman.

"Saat ini, peneliti kita juga menemukan cara untuk bisa menghilangkan asap di dalam ruangan, dan teknologi ini mulai proses diindustrisasi untuk bisa diperbanyak dan dikirim ke daerah terkena dampak asap parah seperti di Sumatera dan Kalimantan," paparnya.

Menurut dia, para peneliti yang berhasil menemukan teknologi itu adalah dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Diponegoro Semarang, yakni, melalui alat membran dan plasma.

"Kita harap, hasil karya putra-putra bangsa ini akan bisa menjadi solusi baik bagi penanganan kabut asap sekarang dan selanjutnya," katanya

Pewarta: Sukarli

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015