Wali Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan H Ibnu Sina menyampaikan bersyukur kotanya kini memiliki pusat daur ulang yang bisa menangani sampah hingga 10 ton perharinya.
Ibnu Sina menyampaikan, bahwa pusat daur ulang tersebut dibangun dari bantuan pemerintah pusat sebesar Rp2,1 miliar di Kelurahan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara pada tahun ini selesai.
"Kita bersyukur pusat daur ulang akhirnya terwujud kita bangun, ini merupakan program 2 tahun yang tertunda," ujarnya.
Dia menyampaikan, pada tahun 2019 di mana kota ini meraih piala Adipura untuk kesekian kalinya, selain dapat dana insentif daerah, pemerintah pusat juga menjanjikan pembangunan pusat daur ulang ini untuk Kota Banjarmasin.
"Karena pandemi COVID-19 akhirnya sempat tertunda, hingga akhirnya terwujud pada tahun ini," tuturnya.
Ibnu Sina menyampaikan, bahwa pusat daur ulang ini sebagai apresiasi pemerintah pusat dengan berhasilnya Kota Banjarmasin secara efektif mengurangi sampah kantong plastik dengan peraturan wali kota nomor 18 tahun 2016 tentang pengurangan penggunaan kantong plastik.
"Pusat daur ulang ini berfungsi memilah sampah plastik dan lainnya, juga menangani sampah di sungai," ujarnya.
Karena dari itu, ucap Ibnu Sina, pusat daur ulang ini dibangun berdekatan dengan sungai Martapura, sungai terbesar di ibu kota provinsi Kalsel ini.
"Harapannya, sampah-sampah sungai bisa ditarik ke sini, kemudian ditangani hingga bisa dipilih, mana sampah plastik, mana sanpah yang bisa dijadikan kompos," tuturnya.
Dengan adanya pusat daur ulang ini, kata Ibnu Sina, apalagi kapasitasnya mencapai 10 ton perharinya bisa menangani sampah, dapat mengurangi beban di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih di Banjarmasin Selatan.
"Karena produksi sampah di kota ini mencapai 500 ton lebih perharinya, harus berbagai cara untuk menangani, termasuk dipilah dan lainnya," kata Ibnu Sina.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin Wahyu Hardi menyampaikan, sesuai keinginan wali kota untuk operasional pusat daur ulang ini segeranya pada tahun ini.
"Memang ada kendala langsung dioperasikan pusat daur ulang ini, karena mesin peralatannya yang ada ternyata semuanya menggunakan listrik, bukan pakai minyak," ujarnya.
Karena pihaknya belum menganggarkan untuk pemasangan listrik PLN dengan daya tinggi, yakni, sekitar 10 ribu watt diperlukan untuk mengoperasikan semua mesin di sini, maka opsi sementara bisa menggunakan mesin genset.
"Memang mesin genset yang kita miliki tidak besar dayanya, paling tidak bisa mengoperasikan sebagai mesin di sini," ujarnya.
Terkait SDM yang mengoperasikan pusat daur ulang ini, Wahyu mengungkapkan hanya sekitar 7 orang.
"Yang sudah memiliki pengalaman lah," tuturnya.
Dia pun menyampaikan, pusat daur ulang ini tidak hanya menangani sampah di Banjarmasin Utara, namun juga lainnya, sesuai kapasitasnya mencapai 10 ribu ton perhari.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021