Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLHD) Kota Banjarmasin Hamdi mengungkapkan udara di daeahnya saat ini diselimuti debu yang polusinya sudah diambang batas baku mutu akibat kemarau.
Akibat tidak terjadinya hujan dalam beberapa minggu belakangan ini alias mudim panas yang cukup menyengat kulit di Banjarmasin, maka udara dipenuhi debu halus yang normalnya kurang baik bagi kesehatan, katanya Selasa.
"Makanya kita minta masyarakat untuk menggunakan masker kalau keluar rumah apalagi berkendaraan, sebab udara banyak mengandung debu halus saat ini," ujarnya.
Diutarakan hamdi, rata-rata di titik daerah kontrol yang pihaknya lakukan ambang batas pencemaran udara dideteksi melebihi baku mutu, yakni, di atas 230 microgram permeter kubik.
"Dan udara semacam ini kurang baik tentunya bagi kesehatan kalau di hirup," ungkapnya.
Hamdi mengatakan, pastinya titik pencemaran udara yang sangat tinggi di daeah di mana arus lalu lintas kendaraan cukup tinggi, misalnya di Jalan Lingkar Selatan, Banjarmasin Selatan.
"Maklum di sana lalu lalang mobil truk besar sangat banyak, hingga menimbulkan tebaran demu ke udara yang cukup banyak pula," ujarnya.
Menurut Hamdi, ada enam titik lainnya yang biasa pihaknya kontrol pencemaran udara rutin setiap 6 bulan sekali, yakni, di jalan Brigjen Hasan Basri, Kayu Tangi, di Jalan Lambung Mangkurat, di Jalan Sultan Adam, di Jalan Samudra, di Jalan Lingkar Selatan, di Jalan Belitung dan di Jalan A Yani.
Yang harus diwaspadai masyarakat dalam musim kemarau ini, kata hamdi, yakni, penyakit ISPA akibat kondisi udara yang tidak sehat karena debu ini.
Dia menyatakan, perlu dilakukan pola pengawasan dan pengaturan terhadap aktivitas-aktivitas yang memicu terjadinya debu, seperti proyek pengurukan bangunan, tanahnya jangan sampai mengotori jalan.
Selain itu perlu dibuat sebuah aturan yang mewajibkan setiap angkutan material, terutama angkutan tanah galian C, wajib menjadi kebersihan, artinya angkutan tidak menimbulkan material yang terjatuh dan berserakan di jalan raya, demikian ungkap Hamdi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Akibat tidak terjadinya hujan dalam beberapa minggu belakangan ini alias mudim panas yang cukup menyengat kulit di Banjarmasin, maka udara dipenuhi debu halus yang normalnya kurang baik bagi kesehatan, katanya Selasa.
"Makanya kita minta masyarakat untuk menggunakan masker kalau keluar rumah apalagi berkendaraan, sebab udara banyak mengandung debu halus saat ini," ujarnya.
Diutarakan hamdi, rata-rata di titik daerah kontrol yang pihaknya lakukan ambang batas pencemaran udara dideteksi melebihi baku mutu, yakni, di atas 230 microgram permeter kubik.
"Dan udara semacam ini kurang baik tentunya bagi kesehatan kalau di hirup," ungkapnya.
Hamdi mengatakan, pastinya titik pencemaran udara yang sangat tinggi di daeah di mana arus lalu lintas kendaraan cukup tinggi, misalnya di Jalan Lingkar Selatan, Banjarmasin Selatan.
"Maklum di sana lalu lalang mobil truk besar sangat banyak, hingga menimbulkan tebaran demu ke udara yang cukup banyak pula," ujarnya.
Menurut Hamdi, ada enam titik lainnya yang biasa pihaknya kontrol pencemaran udara rutin setiap 6 bulan sekali, yakni, di jalan Brigjen Hasan Basri, Kayu Tangi, di Jalan Lambung Mangkurat, di Jalan Sultan Adam, di Jalan Samudra, di Jalan Lingkar Selatan, di Jalan Belitung dan di Jalan A Yani.
Yang harus diwaspadai masyarakat dalam musim kemarau ini, kata hamdi, yakni, penyakit ISPA akibat kondisi udara yang tidak sehat karena debu ini.
Dia menyatakan, perlu dilakukan pola pengawasan dan pengaturan terhadap aktivitas-aktivitas yang memicu terjadinya debu, seperti proyek pengurukan bangunan, tanahnya jangan sampai mengotori jalan.
Selain itu perlu dibuat sebuah aturan yang mewajibkan setiap angkutan material, terutama angkutan tanah galian C, wajib menjadi kebersihan, artinya angkutan tidak menimbulkan material yang terjatuh dan berserakan di jalan raya, demikian ungkap Hamdi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015