Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Legislator atau anggota komisi II bidang ekonomi dan keuangan DPRD Kalimantan Selatan Ronie Fahmi Rais berpendapat, Kabupaten Kotabaru perlu pabrik pengolahan rumput laut.

Selain itu, memerlukan bantuan pemasaran dari hasil produk rumput laut tersebut, ujar legislator asal daerah pemilihan (dapil) VI Kalsel yang meliputi Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) tersebut, di Banjarmasin, Jumat.

Sebab, menurut politisi muda Partai NasDem itu, tanpa keberadaan pabrik pengolahan rumput laut di kabupaten paling timur Kalsel tersebut, usaha sumber daya kelautan pada Kotabaru dan Tanbu tak akan maksimal.

Begitu pula, tanpa bantuan pemasaran, masyarakat di pesisir timur Kalsel tersebut bisa kurang bersemangat untuk mengembangkan usaha rumput laut, lanjut laki-laki kelahiran 3 Juli 1980 itu.

 Padahal pesisir timur Kalsel yang berbatasan dengan Laut Sulawesi, Selat Makassar dan Laut Indonesia (Lajut Jawa), menurut dia, cukup potensial untuk pengembangan usaha budidaya rumput laut.

"Memang selama ini sudah ada masyarakat setempat melakukan budidaya rumput laut, tapi belum berkembang maksimal, karena faktor pengolahan dan permasaran," ungkap putra H Irhami (Bupati Kotabaru) itu.
 
Ia berkeyakinan, jika ada pabrik pengolahan rumput laut dan bantuan pemasaran, masyarakat Kotabaru atau pesisir timur Kalsel akan bersemangat mengembangkan budidaya jenis komoditi tersebut.

"Apalagi untuk membudidayakan rumput laut tampaknya tidak terlalu sulit atau tak sesulit menangkap ikan di tengah laut (melaut)," lanjutnya menjawab Antara Kalsel.

Dengan nada semangat, wakil rakyat berbintangan Cancer asal Kotabaru itu, akan memperjuangkan, agar potensi suberdaya kelautan wilayah timur Kalsel, di antaranya budidaya rumput laut bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Selain itu, mendatangkan nilai tambah atau lebih bagi daerah yang memiliki suberdaya kelautan cukup potensial tersebut, demikian Ronie Fahmi Rais, didampingi Ketua Komisi II DPRD Kalsel Muharram yang juga Ketua Kontak Tani dan Nelayan (KTNA) provinsi tersebut.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015