Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Sebagian nelayan di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, mulai memanfaatkan limbah botol air mineral untuk membudidayakan rumput laut.


Seorang keluarga besar nelayan di Desa Sarang Tiung, Kecamatan Pulaulaut Utara, A Aksin di Kotabaru, Selasa mengatakan, kelompok nelayan di daerahnya cukup kreatif untuk mengembangkan usahanya dalam budi daya rumput laut.

"Botol-botol bekas air mineral itu diikat dengan jarak sekitar 100 cm di seutas tali dengan panjang kisaran 100 meter - 200 meter," katanya.

Tali tersebut berfungsi sebagai tempat menaruh bibit rumput laut yang diikat pada seutas tali yang ujung-ujungnya diikatkan pada dua batang kayu yang ditancapkan di pesisir laut.

Dengan botol bekas air mineral tersebut, tali rumput laut yang sudah penuhy dengan bibit rumput laut bisa mengapung di permukaan, hal itu memudahkan pemiliknya untuk memeriksa atau yang lainnya.

Dalam kurun waktu tertentu bibit rumput laut tersebut baru bisa dipanen, oleh para nelayan pembudidaya rumput laut untuk dijual ke tengkulak, sebagai bahan makanan, kosmetik atau yang lainnya.

Selain untuk mengehemat biasa, limba botol air mineral itu juga sebagai kreatifitas nelayan, setelah melakukan beberapa uji coba.

"Selama ini, nelayan dalam membudidayakan rumput laut cukup diikat di tali yang dipasang di beberapa tiang yang ditancapkan di pesisir laut," tutur dia.

Dengan cara tradisional itu, nelayan merasa kesulitan saat hendak memeriksa pertumbuhan rumput laut atau dalam waktu memanen, karena tali-tali yang panjang bersama bibit rumput laut yang ditanam tenggelam dalam air laut.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kotabaru, H Talib mengatakan, Kotabaru mulai merealisasikan program desa inovasi nelayan.

"Kegiatan mendukung program desa inovatif nelayan di Kotabaru, akan dibangunnya industri pengalengan ikan, dan rumput laut," katanya.

Dia menjelaskan, tidak akan lama lagi di Sarangtiung, yang merupakan desa inovatif nelayan akan dibangun industri rumahan yang akan mengola rumput laut menjadi bahan pangan siap saji.

"Insya Allah setelah berjalan normal, industri rumah tangga tersebut akan ditingkatkan menjadi industri besar yang dapat melayani pasar nasional dan internasional," tambahnya.

Kenapa harus industri rumah tangga terlebih dahulu, karena saat ini produksi rumput laut di Sarangtiung baru sekitar 10 ton per bulan, kemampuan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan home industri.

Sedangkan untuk industri berskala besar, memerlukan bahan baku rumput laut yang cukup besar, sementara kesiapan produktivitas akan rumput laut dari nelayan lokal, masih sangat terbatas.

Selain indutri rumpaut laut, di desa inovatif juga akan dibangun industri pengalengan ikan, dan menyusul industri-industri yang lainnya.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015