Wall Street beragam pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan indeks Dow Jones dan S&P 500 jatuh terseret sektor keuangan dan sektor lain yang terkait erat dengan pertumbuhan ekonomi memimpin penurunan, sementara Nasdaq sedikit lebih tinggi ke rekor penutupan lainnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 208,98 poin atau 0,60 persen, menjadi menetap di 34.577,37 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 8,80 poin atau 0,20 persen, menjadi berakhir di 4.343,54 poin. Indeks Komposit Nasdaq terangkat 24,32 poin atau 0,17 persen, menjadi ditutup pada 14.663,64 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi anjlok 3,2 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor real estat menguat 0,85 persen, menjadikannya sebagai kelompok dengan kinerja terbaik.

Indeks bank S&P 500 jatuh 2,5 persen karena obligasi pemerintah AS menguat, dengan imbal hasil obligasi 10-tahun mencapai level terendah sejak 24 Februari. Data menunjukkan aktivitas industri jasa-jasa AS tumbuh pada kecepatan sedang pada Juni, kemungkinan tertahan oleh kekurangan tenaga kerja dan bahan baku.

Baca juga: Saham AS beragam di tengah data ekonomi

Menambah kehati-hatian investor, tindakan keras peraturan oleh Beijing mendorong aksi jual saham beberapa perusahaan China yang tercatat di AS, termasuk Didi Global Inc.

Alan Lancz, presiden Alan B. Lancz & Associates Inc., sebuah perusahaan penasihat investasi yang berbasis di Toledo, Ohio, mengatakan dengan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah, "investor bisa jadi khawatir ekonomi mungkin tidak sebaik yang ditunjukkan pasar saham."

Juga, investor mungkin mengambil keuntungan setelah akhir kuartal yang kuat dan serangkaian rekor baru-baru ini. “Itu adalah akhir kuartal yang bagus,” katanya. Sekarang, "(saham-saham) siklikal benar-benar terpukul."

Indeks (saham) pertumbuhan S&P 500 berakhir naik 0,5 persen setelah mencapai rekor tertinggi pada Selasa (6/7/2021), sedangkan indeks value stocks S&P 500 merosot 1,0 persen.

Pekan lalu, ketiga indeks utama Wall Street membukukan kenaikan kuartalan kelima berturut-turut. Mereka mencapai level tertinggi baru pada Jumat (2/7/2021).

Pada Selasa (6/7/2021), Indeks Volatilitas Cboe, pengukur ekspektasi pasar opsi untuk volatilitas jangka pendek, naik 1,37 poin menjadi ditutup pada 16,44, penutupan tertinggi dalam dua minggu, menyoroti kegelisahan investor.

Baca juga: Wall Street menguat

Saham Didi Global anjlok 19,6 persen setelah regulator China pada akhir pekan memerintahkan agar aplikasi perusahaan tersebut dihapus beberapa hari setelah pencatat senilai 4,4 miliar dolar AS di New York Stock Exchange.

Perusahaan e-commerce China lainnya yang tercatat di AS juga turun, termasuk Alibaba Group yang merosot 2,8 persen, dan Baidu terpangkas 5,0 persen.

Investor juga akan melihat risalah dari pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve yang dijadwalkan pada Rabu waktu setempat dan angka klaim pengangguran mingguan yang akan dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja pada Kamis (8/7/2021) sebagai petunjuk pasar lebih lanjut.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021