Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Jawa Tengah mengeluarkan lima kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke arah barat daya pada Senin mulai pukul 00.00 sampai 06.00 WIB.

Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, selama periode pengamatan itu Merapi juga mengalami 25 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-18 MM selama 8-78 detik.

Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah Gunung Merapi.

Cuaca di gunung itu berawan, mendung, dan hujan. Angin bertiup lemah ke arah timur dengan suhu udara 14-23 derajat Celsius, kelembaban udara 71-98 persen dan tekanan udara 568-707 MMHQ.

Pada periode pengamatan Minggu (21/2) pukul 00.00-24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat 32 kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter ke arah barat daya ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong.

Baca juga: Kemarin, SKB tiga menteri tentang seragam sekolah hingga guguran lava pijar Gunung Merapi

Berdasarkan laporan aktivitas Merapi tanggal 12-18 Februari 2021, BPPTKG menyebut intensitas kegempaan lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada pekan ini juga tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan.

BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Baca juga: Awan panas guguran Gunung Merapi meluncur hingga 3.000 meter

Guguran lava dan awan panas Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya, yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Apabila terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau radius tiga KM dari puncak gunung.

Pewarta: Luqman Hakim

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021