Tanjung, (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Syarifudin Baseri mengatakan saat ini tunjangan untuk dokter spesialis memang masih kecil dibanding kabupaten tetangga seperti Balangan, karena itu diupayakan kenaikan besaran tunjangan.

"Saat ini tunjangan untuk dokter spesialis yang bertugas di Tabalong sekitar Rp20 juta dibanding kabupaten Balangan yang sudah mencapai Rp25 juta memang lebih kecil karena itu kita berupaya agar pemerintah daerah mau menaikkan tunjangan ini," jelas Syarifudin di Tanjung, Jumat.

Masih rendahnya tunjangan bagi dokter spesialis diakui mantan direktur RSUD H Badaruddin Tanjung ini menjadi penyebab kurangnya peminat dokter spesialis untuk bekerja di Tabalong.

Terbukti dua formasi penerimaan CPNS di lingkungan Pemkab Tabalong yakni dokter spesialis mata dan dokter spesialis penyakit dalam belum ada peminatnya dan terpaksa formasi ini hangus.

Padahal jumlah dokter spesialis di kabupaten paling utara Kalsel ini masih sedikit, dari 17 dokter yang ada hanya 9 dokter spesialis.

"Karena dua formasi dokter spesialis penyakit mata dan penyakit dalam tidak ada peminatnya, mungkin pemerintah daerah bisa memberdayakan dokter umum yang berasal dari Tabalong untuk melanjutkan pendidikan spesialis dengan perjanjian harus bersedia mengabdi di banuanya sendiri," tambah Syarifudin.

Sementara itu Badan Kepegawaian Daerah Tabalong (BKD) tiap tahunnya juga mengangkat pda dokter PTT menjadi CPNS melalui formasi khusus sesuai PP nomor 56 tahun 2012.

"Untuk tahun ini lima dokter sudah resmi kita angkat menjadi CPNS dan SK pengagkatan sudah diserahkan oleh Bupati Tabalong beberapa waktu lalu," jelas Kepala BKD Tabalong, Akhmad Rizali Noor.

Lima dokter PTT yang sudah menerima SK pengangkatan CPNS yakni dr Ariyo Susanto dari puskesmas Mungkur Agung Kecamatan Kelua, dr Lilik Mardiyah (puskesmas Haruai), dr Diana Hapsari (Puskesmas Upau), dr IP Popy Kusuardiyanto (Puskesmas Muara Uya) dan dr Johan (Puskesmas Jaro).

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014