Banjarmasin, (Antaranews Kalsel)- Air Sungai Barito dan Sungai Martapura yang membelah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, beberapa hari ini terintrusi air laut, menyusul belum turunnya hujan beberapa bulan terakhir ini.


Dengan masuknya air laut ke Sungai Barito dan Martapura maka sudah menganggu distribusi air baku ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih, Kota Banjarmasin, kata Direktur PDAM Bandarmasih Ir Muslih di Banjarmasin, Kamis.

Kepada wartawan di ruang kerjanya Banjarmasin, Muslih menyebutkan kandungan garam di air sungai Barito dan Sungai Martapura begitu tinggi memlebihi ambang batas terhadap air baku PDAM yang bisa diolah menjadi air bersih.

Idealnya kadar garam di sungai yang bisa diolah air baku hanya 250 ml per liter, sekarang untuk air Sungai Barito saja sudah mencapai 3000 ml per liter, dan di sungai Bilu Sungai Martapura dimana pengambilan air baku oleh intake PDAM tercatat 1000 ml per liter.

Dengan kondisi kadar garam tinggi itu makapada hari ini, Kamis (11/9) selama lima jam intake PDAM menghentikan operasi, dengan demikian berpengaruh terhadap suplai air baku untuk diolah menjadi air bersih di Intlasai Pengolahan Air (IPA), katanya.

Ia berharap hujan akan cepat turun dalam beberapa hari kedepan, karena jika hujan tak turun maka kadar garam dipastikan akan lebih tinggi lagi.

Mudahnya air sungai terintrusi air laut, karena kondisi resapan air di hulu sungai sudah banyak yang rusak menyusul pegundulan hutan akibat penebangan kayu dan pertambangan batu bara.

Jika kondisi tersebut tetap berlanjut maka di khawatirkan lima tahun kedepan intrusi air laut ini kian para maka, daerah ini akan kesulitan mencari air baku di saat musim kemarau.

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014