Tadej Pogacar resmi menjadi juara Tour de France 2020 setelah ia mempertahankan kaus kuningnya pada etape ke-21 dari Mantes-la-Jolie hingga Paris Champs-Elysees, Paris, Prancis, Minggu waktu setempat atau Senin dini hari WIB.
Ketika Sam Bennett memenangi etape terakhir itu, Minggu sepenuhnya menjadi hari milik pebalap tim UAE Emirates Pogacar. Ia akan merayakan hari ulang tahunnya yang ke-22 pada Senin, dan menjadi pebalap sepeda termuda yang menjuarai ajang bergengsi itu sejak Henri Cornet melakukannya pada 1904.
Dengan catatan waktu total 87 jam 20 menit 05 detik, Pogacar juga merupakan pebalap Slovenia pertama yang menjuarai Tour de France.
Baca juga: Klasemen akhir Tour de France setelah Pogacar memastikan gelar juara
Pogacar, yang merebut kaus kuning dari Primoz Roglic melalui penampilan gemilang pada time trial yang berlangsung Sabtu, juga memenangi kaus putih sebagai pebalap di bawah 25 tahun terbaik serta kaus polkadot sebagai raja tanjakan.
Roglic mengakhiri kompetisi dengan menduduki peringkat kedua, tertinggal 59 detik, sedangkan Richie Portre di peringkat ketiga dengan terpaut 3 menit 30 detik.
"Ini merupakan perasaan yang luar biasa, berdiri di sini, di Paris, di puncak podium. Ini merupakan tiga pekan yang luar biasa, perjalanan yang luar biasa," kata Pogacar seperti dikutip Reuters.
"Saya ingin berterima kasih kepada semua yang telah mewujudkannya. Ini merupakan tiga pekan yang tidak dapat dilupakan di jalan-jalan Prancis, dengan penonton yang luar biasa. Saya tidak dapat menemukan kata-kata untuk mengekspresikan pengalaman saya," tambahnya.
Keberhasilan Pogacar dan Roglic untuk mengakhiri kompetisi dengan menduduki peringkat pertama dan kedua juga menjadi untuk pertama kalinya dua pebalap dari satu negara finis di posisi tersebut pada Tour de France, setelah dua pebalap Britania Bradley Wiggins dan Chris Froome melakukan hal serupa pada 2012.
Pogacar juga memenangi tiga etape dalam salah satu penampilan paling brilian sepanjang sejarah Tour de France, untuk membuat tim Jumbo-Visma yang diperkuat Roglic harus menelan pil pahit.
"Kami tidak menyadarinya," kata rekan setim Roglic, Tom Dumoulin.
Bennett juga ukir sejarah
Bennett juga mengukir sejarah sebagai pebalap Irlandia pertama yang memenangi kaus hijau sejak Sean Kelly melakukan hal serupa pada 1989. Ia mengungguli Peter Sagan yang bertekad memenangi kaus itu untuk kedelapan kalinya.
Bennett menjadi yang tercepat pada etape ke-21 yang berjarak 122 kilometer dari Mantes la Jolie menuju Paris Champ-Elysees. Ia menyelesaikan balapan dengan catatan waktu 2 jam 53 menit 32 detik.
Pebalap Swiss Marc Hirschi terpilih sebagai pebalap paling agresif, setelah ia mengukir kemenangan brilian pada etape terpanjang tahun ini.
Tim Ineos-Grenadiers mengalami Tour de France yang ingin mereka lupakan, ketika juara bertahan Egan Bernal terdepak dari persaingan mempertahankan mahkota juara pada trek dari Jura menuju Grand Colombier akibat cedera pada punggungnya.
Meski demikian, tim itu masih dapat memulihkan harga dirinya ketika Michal Kwiatkowski memenangi etape ke-18.
Selebrasi di Paris Champ Elysees juga menjadi anti klimaks, karena hanya 5.000 penggemar yang diizinkan mendatangi tempat bersejarah itu sebagai antisipasi penyebaran COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Ketika Sam Bennett memenangi etape terakhir itu, Minggu sepenuhnya menjadi hari milik pebalap tim UAE Emirates Pogacar. Ia akan merayakan hari ulang tahunnya yang ke-22 pada Senin, dan menjadi pebalap sepeda termuda yang menjuarai ajang bergengsi itu sejak Henri Cornet melakukannya pada 1904.
Dengan catatan waktu total 87 jam 20 menit 05 detik, Pogacar juga merupakan pebalap Slovenia pertama yang menjuarai Tour de France.
Baca juga: Klasemen akhir Tour de France setelah Pogacar memastikan gelar juara
Pogacar, yang merebut kaus kuning dari Primoz Roglic melalui penampilan gemilang pada time trial yang berlangsung Sabtu, juga memenangi kaus putih sebagai pebalap di bawah 25 tahun terbaik serta kaus polkadot sebagai raja tanjakan.
Roglic mengakhiri kompetisi dengan menduduki peringkat kedua, tertinggal 59 detik, sedangkan Richie Portre di peringkat ketiga dengan terpaut 3 menit 30 detik.
"Ini merupakan perasaan yang luar biasa, berdiri di sini, di Paris, di puncak podium. Ini merupakan tiga pekan yang luar biasa, perjalanan yang luar biasa," kata Pogacar seperti dikutip Reuters.
"Saya ingin berterima kasih kepada semua yang telah mewujudkannya. Ini merupakan tiga pekan yang tidak dapat dilupakan di jalan-jalan Prancis, dengan penonton yang luar biasa. Saya tidak dapat menemukan kata-kata untuk mengekspresikan pengalaman saya," tambahnya.
Keberhasilan Pogacar dan Roglic untuk mengakhiri kompetisi dengan menduduki peringkat pertama dan kedua juga menjadi untuk pertama kalinya dua pebalap dari satu negara finis di posisi tersebut pada Tour de France, setelah dua pebalap Britania Bradley Wiggins dan Chris Froome melakukan hal serupa pada 2012.
Pogacar juga memenangi tiga etape dalam salah satu penampilan paling brilian sepanjang sejarah Tour de France, untuk membuat tim Jumbo-Visma yang diperkuat Roglic harus menelan pil pahit.
"Kami tidak menyadarinya," kata rekan setim Roglic, Tom Dumoulin.
Bennett juga ukir sejarah
Bennett juga mengukir sejarah sebagai pebalap Irlandia pertama yang memenangi kaus hijau sejak Sean Kelly melakukan hal serupa pada 1989. Ia mengungguli Peter Sagan yang bertekad memenangi kaus itu untuk kedelapan kalinya.
Bennett menjadi yang tercepat pada etape ke-21 yang berjarak 122 kilometer dari Mantes la Jolie menuju Paris Champ-Elysees. Ia menyelesaikan balapan dengan catatan waktu 2 jam 53 menit 32 detik.
Pebalap Swiss Marc Hirschi terpilih sebagai pebalap paling agresif, setelah ia mengukir kemenangan brilian pada etape terpanjang tahun ini.
Tim Ineos-Grenadiers mengalami Tour de France yang ingin mereka lupakan, ketika juara bertahan Egan Bernal terdepak dari persaingan mempertahankan mahkota juara pada trek dari Jura menuju Grand Colombier akibat cedera pada punggungnya.
Meski demikian, tim itu masih dapat memulihkan harga dirinya ketika Michal Kwiatkowski memenangi etape ke-18.
Selebrasi di Paris Champ Elysees juga menjadi anti klimaks, karena hanya 5.000 penggemar yang diizinkan mendatangi tempat bersejarah itu sebagai antisipasi penyebaran COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020