Mengantisipasi tibanya musim kemarau yang rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Kepolisian Resor Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan menggelar Apel Kesiapsiagaan, Selasa (9/6). 

Kegiatan yang diselenggarakan di Lapangan 5 Desember Marabahan ini dipimpin Wakil Bupati (Wabup) Batola H Rahmadian Noor. 

Apel yang melibatkan berbagai satuan keamanan dan unsur terkait ini juga dihadiri Kapolres Batola AKBP Bagus Suseno, Komandan Kodim 1005 Marabahan Letkol Kav Sugianto  beserta jajaran dan sejumlah pejabat lainnya.

Rahmadian Noor menyampaikan apresiasinya kepada Polres dan Kodim 1005 beserta jajaran serta seluruh komponen masyarakat yang turut berpartisipasi dalam penanggulangan bencana di daerahnya. 

Rahmadi menilai Apel Kesiapsiagaan ini sangat penting, mengingat hampir setiap tahun karhutla melanda beberapa wilayah di Kabupaten Batola.

Dia menjelaskan, kebakaran hutan atau lahan bukan hanya disebabkan gejala alam dengan timbulnya titik-titik hotspot pada musim kemarau melainkan disebabkan sebagian prilaku masyarakat yang membuka dan membersihkan lahan dengan cara membakar yang sangat rentan menimbulkan kebakaran hutan dan lahan.

Untuk itu, dia mengimbau, kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan serta merubah prilaku pembakaran baik pada saat membuka maupun membersihkan lahan.

Sementara, Kaporles Batola AKBP Bagus Suseno menambahkan, kesiapsiagaan bencana karhutla merupakan tanggung jawab bersama.

Dalam melakukan pencegahan, sebutnya, pihaknya bersinergi dengan pemerintah daerah, Kodim 1005 Marabahan dan seluruh pihak instansi yang ada.

Terpisah, Komandan Kodim 1005 Marabahan Letkol Kav Sugianto  menerangkan, untuk mengimbangi kesiagaan pihaknya juga menyiagakan personil beserta armada pendukung berupa sepeda motor operasional yang dimodifikasi guna menunjang aksi pemadaman. 

“Dalam menunjang aksi yang dilaksanakan kita selain menyiagakan personil juga menyiapkan materiil di antaranya melalui modifikasi sepeda motor untuk membawa sarana penyedot dan penyembur air,” paparnya.

Mengingat, lanjutnya, sebagian besar lahan di Batola tidak memiliki akses jalan yang bisa dilewati mobil pemadam.

Kepala Pelaksana BPBD Batola Sumarno memprediksi puncak karhutla tahun ini terjadi setelah pasca panen antara bulan Agustus hingga September dan status waspada berlangsung hingga Desember. 

Dari 17 kecamatan di Batola, lanjutnya, daerah paling rawan karhutla seputar kawasan Kecamatan Jejangkit, Mandastana, Rantau Badauh, Cerbon, Kuripan, dan sebagian Marabahan. 

Rangkaian apel kesiapsiagaan itu ditutup dengan peninjauan pasukan serta melakukan pengecekan armada pemadam serta kesiapan alat lainnya.

Apel Kesiapsigaan Karhutla di Batola itu,  selain dilaksanakan gelar pasukan dari TNI dan Polri dengan menerjunkan sejumlah armada pendukung dari BPBD, Damkar, Satpol-PP dan sejumlah BPK swadaya. 

Armada yang ditampilkan  belum termasuk armada dari sembilan perusahaan besar di Batola.  

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020