Oleh Rusmanadi

Paringin, (Antaranews Kalsel) - Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, memiliki banyak situs peninggalan arkeologi yang berpotensi besar untuk dijadikan daya tarik wisata, ujar Kepala Balai Arkeologi Banjarmasin, Bambang Saktiwiko.

Dikatakannya saat ditemui di Paringin, ibu kota Balangan, Rabu, hal tersebut diketahui berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai pihak seperti Balai Pelestarian Nilai Budaya (BNPB) Pontianak, Balai Arkeologi Banjarmasin maupun oleh peneliti independen.

"Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa dari delapan kecamatan di Balangan, tersebar situs-situs peninggalan arkeologi di 24 desa," katanya.

Di Desa Kapul dan Mantuyan di Kecamatan Halong, Desa Sumsum, Hantanung dan Auh di Kecamatan Tebing Tinggi, terdapat gua-gua yang merupakan peninggalan arkeologi.

Menurutnya, di Balangan banyak terdapat mesjid-mesjid tua dan rumah adat yang juga merupakan peninggalan arkeologi.

"Seperti mesjid-mesjid tua di Desa Hujan Mas, Kalahiyang dan Babayau di Kecamatan Paringin, di Bangkal, Kecamatan Halong dan Buntu Karau di Kecamatan Juai. Juga rumah-rumah adat yang ada di Desa Tarangan, Kecamatan Paringin Kota dan di Batumandi Kecamatan Batumandi," ujarnya.

Di Balangan juga terdapat rumah dengan arsitektur bergaya Eropa peninggalan zaman kolonial yang terletak di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Lampihong dan di Muara Ninian, Kecamatan Juai.

Selain itu, juga terdapat sebuah jembatan besi di Desa Simpang Tiga Kecamatan Lampihong dan bekas pengeboran minyak di Desa Paringin Timur, Kecamatan Paringin.

Ada lagi makam-makam tua yang tersebar di bebarapa wilayah seperti di Desa Paringin Barat, Kecamatan Paringin Kota, di Juai dan Teluk Bayur di Kecamatan Juai, di Desa Tundakan dan Pudak di Kecamatan Awayan, di Desa Lampihong Kanan di Kecamatan Lampihong serta di Desa Baruh Bahinu di Kecamatan Paringin Selatan.

Ia menambahkan, beberapa lokasi seperti bekas benteng yang terdapat di Desa Tundakan, Kecamatan Awayan serta situs-situs tradisi dan Toponim berkaitan erat dengan berbagai aktivitas masyarakat pada masa lalu dan sebagian bersinggungan dengan legenda daerah.

"Berdasarkan penelitian belum ditemukan bukti kehidupan dari zaman prasejarah maupun perkembangan agama Hindu-Budha. Mayoritas yang sudah diketahui merupakan peninggalan arkeologis dari zaman perkembangan Islam, kolonial dan tradisi," tambahnya.

Peniggalan-peninggalan arkeologis tersebut memiliki potensi besar untuk dijadikan cagar budaya serta daya tarik wisata dan saat ini sedang dilakukan telaahan oleh Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) setempat untuk dikembangkan.

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014