Pandemi virus corona baru, COVID-19, tak dipungkiri lagi merupakan sebuah tragedi kemanusiaan yang sudah menelan jutaan jiwa.
Namun, di balik kepiluan tersebut, ada hal-hal yang sedikit mencerahkan jiwa salah satunya datang para musisi Indonesia yang tertantang kreativitasnya dalam merangkai syair dan nada menjadi lagu-lagu yang menebar optimisme di tengah pandemi.
Sederet penyanyi mulai dari grup musik Project Pop sampai Anisa Rahman (Nissa eks Sabyan) merilis lagu bertema virus corona.
Pengamat musik Benny Hadi Utomo atau yang akrab disapa Bens Leo melihat fenomena tersebut sebagai sebuah bentuk kepedulian para musisi atas pandemi corona di negeri ini.
"Yang pertama pasti itu merupakan bentuk kepedulian sosial kemanusiaan rakyat Indonesia, termasuk para musisi penyanyi dan clip maker di mana tiga kelompok pekerjaseni ini jadi kesatuan kerja kreatif," kata Bens kepada ANTARA pada Jumat.
Senada dengan Bens, pengamat musik Stanley Tulung juga menilai fenomena tersebut sebagai sebuah ekspresi kepedulian musisi atas pandemi di Indonesia.
"Jiwa seniman memang tidak bisa dikekang dan bahkan saat ada imbauan pemerintah untuk tetap di rumah malah mereka membuat lagu terkait pandemi COVID-19 ini. Seperti lagu Sandy Canester yang mengimbau untuk kita di rumah saja jelas sejalan dengan program pemerintah untuk menghambat penyebaran pandemi ini," kata Stanley.
Stanley menambahkan hal ini patut diapresiasi.
"Ini harus kita hargai dan merupakan bagian dari kreativitas yang memang akan terus berkembang dan tidak bisa berhenti" kata dia.
Dari Alvi Ananta sampai kolaborasi 16 musisi
Awal Maret lalu, penyanyi dangdut asal Banyuwangi Alvi Ananta sempat membawakan lagu berjudul "corona" yang lantas dihujat banyak orang lantaran syair lagu yang dianggap tidak sensitif dan menyakiti banyak orang karena memplesetkan corona menjadi c(k)omunitas rondo merana (komunitas janda merana).
Alvi Ananta lengkap dengan manajemen label rekaman dia PT Samudera Record kemudian meminta maaf secara publik dan menghapus video klip yang kadung tayang di YouTube.
Beberapa waktu berselang, sejumlah musisi kemudian membuat lagu corona dengan syair lagu yang mengedukasi dan mengajak bersikap optimistik.
Project Pop, pada akhir Maret merilis "Gara-gara Corona" yang merupakan parodi lagu mereka sendiri "Gara-gara Kahitna" (2013).
Sudah menjadi khas Project Pop, lirik lagu "Gara-gara Corona" memiliki kesan banyolan dan ceria namun mengedukasi dengan mengajak pendengar lagu untuk tetap di rumah saja selama pandemi, menjaga kesehatan, menjaga kebersihan, dan harus selalu gembira.
Tak mau kalah, grup musik legendaris yang kerap menyanyikan lagu-lagu religi Bimbo juga berkreasi mengangkat tema corona.
Lagu berjudul "Corona" itu ditulis oleh Syam Bimbo, Acil Bimbo, dan Jaka Bimbo.
Menurut Bimbo lagu tersebut dibuat khusus untuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun ternyata lagu itu sudah tersebar di media sosial.
Syair lagu "Corona" Bimbo mengajak pendengar untuk berkontemplasi mengenai makna di balik wabah corona yang melanda bahwa ada hikmah di balik semua takdir Tuhan.
Sang Raja Dangdut Rhoma Irama menciptakan lagu berjudul "Virus Corona" yang memberikan semangat dan mengajak pendengarnya untuk melakukan introspeksi serta mengambil hikmah dari wabah yang sedang terjadi.
"Kita sebagai manusia tidak punya daya serta upaya dan dalam setiap bencana yang melanda hanya kepada Tuhan lah kita memohon perlindungan," kata Rhoma Irama lewat akun YouTube GP Records.
Lagu diaransemen dengan tempo lambat dan dibalut dengan alunan nada yang sedih.
“Dan tentunya, mari kita jaga kesehatan serta yang utama banyak berdoa agar musibah ini segera berlalu dan kita bisa mengambil hikmah daripadanya. Amin," kata Rhoma Irama.
Sementara, penyanyi yang karya-karyanya langganan menjadi trending di YouTube Anisa Rahman yang pernah bergabung dalam grup Sabyan Gambus meluncurkan dua single religi, "Berakhir dalam Taubat” dan “Li Khamsatun: Antara Azab dan Ujian” yang mengangkat soal pandemi COVID-19.
Melalui lagu “Li Khamsatun” karya gitaris band Blackout Ega HQ ini, pendengar diajak kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk senantiasa berdoa dan berdoa dan mematuhi imbauan pemerintah untuk tetap di rumah, mengenakan masker saat keluar rumah, menjaga jarak fisik dan sosial dan tidak mudik.
Anisa dan tim melakukan rekaman kedua lagu religi di tengah pandemi COVID-19. Dia bersyukur tak ada kendala dalam proses produksi.
"Bersyukur banget sama Allah SWT., saya dan tim masih bisa berkarya seperti menciptakan lirik lagu lalu mengemasnya dengan musiknya walau dalam situasi lagi pandemi corona," kata Anisa dalam keterangan pers.
Berbeda dari para musisi sebelumnya, Ferdy Tahier dan Lucky Widja yang dikenal sebagai vokalis Element Reunion, merilis lagu berjudul "Buka Hatimu Dunia" untuk menyemangati para pekerja medis dan masyarakat yang masih terpaksa mencari nafkah di tengah pandemi virus corona.
"Tema dari single ini adalah untuk membuka hati kita kepada sesama, agar kita mengingat bahwa kita tidak sendiri yang sedang menghadapi wabah," kata Ferdy Tahier dalam siaran pers.
"Sebagian dari kita juga ada yang mencari nafkah dengan cara meninggalkan rumah dan juga ada yang sebagian profesinya adalah membantu orang yang sedang sakit akibat wabah ini, juga para petugas keamanan Jakarta dan Indonesia," kata dia.
Komposisi musik "Buka Hatimu Dunia" dibuat sangat simpel dan minimalis. Keduanya berharap single ini mudah untuk dinyanyikan oleh seluruh masyarakat di Indonesia, dan juga mampu menyerukan hati bagi seluruh masyarakat yang sedang berduka.
Ferdy juga mengajak masyarakat luas untuk turut serta memerangi COVID-19 melalui kampanye media sosial dengan tagar #dirumahaja #staystrong #Bukahatimudunia #Kopijujurlawancorona, serta berdonasi melalui kitabisa.com/bukahatimudunia.
"Ini untuk aksi donasi yang ditujukan kepada para penjaga garis depan negara dalam menghadapi wabah bencana ini," imbuhnya.
Pengamat musik Stanley Tulung mengatakan, meski wabah corona seolah-olah sudah mematikan industri hiburan Tanah Air, namun nyatanya para musisi Indonesia masih sangat kreatif menciptakan karya lewat platform-platform online.
"Pandemi COVID-19 ini memang seperti 'kiamat' buat dunia musik kita. Bisnis hiburan terutama musik bisa dibilang tiarap namun ada beberapa teman kita tetap ngamen melalui media sosial di Instagram dan juga Facebook dari rumah," kata dia.
"Bahkan beberapa teman musisi seperti Indra Lesmana, Indro Hardjodikoro, Balawan, Erwin Gutawa, Utox semakin kreatif dengan membuat jam session jarak jauh juga di akun media sosial mereka," dia menambahkan.
Selain membuat lagu secara mandiri, para musisi juga ada yang berkolaborasi menyanyikan lagu yang terinspirasi dari pandemi corona.
16 musisi lokal berkolaborasi merilis lagu yang berjudul "Menjaga Dunia".
16 musisi tersebut adalah Rian "d'Masiv", Anji, Judika, Titi DJ, Lala Karmela, Vidi Aldiano, Pamungkas, Rizky Febian, Cita Citata, Ilham "HIVI!", Neida "HIVI!", Claudia Emmanuela, Ifan "Govinda" serta musik dari Ade "Govinda", Jeje "Govinda" dan Dimas Joey.
Ade selaku pencipta lagu dan produser mengatakan "Menjaga Dunia" cukup berbeda dari tema lagu yang dipersembahkan untuk COVID-19. Sebab, ia membuatnya lebih lembut dan ditambah dengan bumbu percintaan.
"Lagu tentang COVID-19 kan udah banyak ya dan bagus-bagus. Tapi ini kita bikin lebih ada cinta-cintaannya kayak orang yang pacaran jaga jarak dan lainnya," kata Ade dalam jumpa pers melalui Zoom, Senin.
Semua musisi yang terlibat melakukan proses rekaman di tempat yang berbeda. Hasil rekaman dari masing-masing musisi pun dikirimkan melalui email. Setelah semua vokal dan musik terkumpul, barulah Ade menggabungkannya menjadi satu.
Bagi Titi DJ dan Anji, rekaman seperti ini adalah hal yang baru. Menurut mereka, ternyata dalam suasana yang serba terbatas hal apapun tetap dapat dilakukan dengan maksimal.
"Saya merasa ini adalah pengalaman baru, saya udah lama di industri musik tapi ternyata ada hal baru yang saya pelajari," ujar Titi.
Lagu "santai" lebih dinikmati
Spotify menyebut lagu "santai" lebih dinikmati di masa karantina mandiri di tengah pandemi corona.
Perusahaan itu juga melaporkan lebih banyak orang menggunakan gawai di rumah untuk mendengarkan musik, seperti komputer, TV, pelantang pintar atau smart speaker dan konsol game.
Spotify pun mengatakan pendengar mulai condong mendengarkan daftar lagu yang asyik untuk memasak dan bekerja di rumah ketimbang yang cocok dinikmati saat berkumpul beramai-ramai.
Podcast pun semakin diminati. Sejalan dengan semakin banyak orangtua yang bekerja di rumah, Spotify mencatat ada peningkatan streaming musik dan podcast untuk anak dan "musik khusus untuk membantu anak tertidur".
Mengikuti anjuran dari pihak berwenang untuk menjaga jarak aman dari orang lain, Spotify melaporkan lagu "Don't Stand So Close to Me" dari The Police yang terkenal pada tahun 1980 semakin banyak didengarkan, peningkatannya mencapai 135 persen dalam beberapa pekan terakhir.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Namun, di balik kepiluan tersebut, ada hal-hal yang sedikit mencerahkan jiwa salah satunya datang para musisi Indonesia yang tertantang kreativitasnya dalam merangkai syair dan nada menjadi lagu-lagu yang menebar optimisme di tengah pandemi.
Sederet penyanyi mulai dari grup musik Project Pop sampai Anisa Rahman (Nissa eks Sabyan) merilis lagu bertema virus corona.
Pengamat musik Benny Hadi Utomo atau yang akrab disapa Bens Leo melihat fenomena tersebut sebagai sebuah bentuk kepedulian para musisi atas pandemi corona di negeri ini.
"Yang pertama pasti itu merupakan bentuk kepedulian sosial kemanusiaan rakyat Indonesia, termasuk para musisi penyanyi dan clip maker di mana tiga kelompok pekerjaseni ini jadi kesatuan kerja kreatif," kata Bens kepada ANTARA pada Jumat.
Senada dengan Bens, pengamat musik Stanley Tulung juga menilai fenomena tersebut sebagai sebuah ekspresi kepedulian musisi atas pandemi di Indonesia.
"Jiwa seniman memang tidak bisa dikekang dan bahkan saat ada imbauan pemerintah untuk tetap di rumah malah mereka membuat lagu terkait pandemi COVID-19 ini. Seperti lagu Sandy Canester yang mengimbau untuk kita di rumah saja jelas sejalan dengan program pemerintah untuk menghambat penyebaran pandemi ini," kata Stanley.
Stanley menambahkan hal ini patut diapresiasi.
"Ini harus kita hargai dan merupakan bagian dari kreativitas yang memang akan terus berkembang dan tidak bisa berhenti" kata dia.
Dari Alvi Ananta sampai kolaborasi 16 musisi
Awal Maret lalu, penyanyi dangdut asal Banyuwangi Alvi Ananta sempat membawakan lagu berjudul "corona" yang lantas dihujat banyak orang lantaran syair lagu yang dianggap tidak sensitif dan menyakiti banyak orang karena memplesetkan corona menjadi c(k)omunitas rondo merana (komunitas janda merana).
Alvi Ananta lengkap dengan manajemen label rekaman dia PT Samudera Record kemudian meminta maaf secara publik dan menghapus video klip yang kadung tayang di YouTube.
Beberapa waktu berselang, sejumlah musisi kemudian membuat lagu corona dengan syair lagu yang mengedukasi dan mengajak bersikap optimistik.
Project Pop, pada akhir Maret merilis "Gara-gara Corona" yang merupakan parodi lagu mereka sendiri "Gara-gara Kahitna" (2013).
Sudah menjadi khas Project Pop, lirik lagu "Gara-gara Corona" memiliki kesan banyolan dan ceria namun mengedukasi dengan mengajak pendengar lagu untuk tetap di rumah saja selama pandemi, menjaga kesehatan, menjaga kebersihan, dan harus selalu gembira.
Tak mau kalah, grup musik legendaris yang kerap menyanyikan lagu-lagu religi Bimbo juga berkreasi mengangkat tema corona.
Lagu berjudul "Corona" itu ditulis oleh Syam Bimbo, Acil Bimbo, dan Jaka Bimbo.
Menurut Bimbo lagu tersebut dibuat khusus untuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun ternyata lagu itu sudah tersebar di media sosial.
Syair lagu "Corona" Bimbo mengajak pendengar untuk berkontemplasi mengenai makna di balik wabah corona yang melanda bahwa ada hikmah di balik semua takdir Tuhan.
Sang Raja Dangdut Rhoma Irama menciptakan lagu berjudul "Virus Corona" yang memberikan semangat dan mengajak pendengarnya untuk melakukan introspeksi serta mengambil hikmah dari wabah yang sedang terjadi.
"Kita sebagai manusia tidak punya daya serta upaya dan dalam setiap bencana yang melanda hanya kepada Tuhan lah kita memohon perlindungan," kata Rhoma Irama lewat akun YouTube GP Records.
Lagu diaransemen dengan tempo lambat dan dibalut dengan alunan nada yang sedih.
“Dan tentunya, mari kita jaga kesehatan serta yang utama banyak berdoa agar musibah ini segera berlalu dan kita bisa mengambil hikmah daripadanya. Amin," kata Rhoma Irama.
Sementara, penyanyi yang karya-karyanya langganan menjadi trending di YouTube Anisa Rahman yang pernah bergabung dalam grup Sabyan Gambus meluncurkan dua single religi, "Berakhir dalam Taubat” dan “Li Khamsatun: Antara Azab dan Ujian” yang mengangkat soal pandemi COVID-19.
Melalui lagu “Li Khamsatun” karya gitaris band Blackout Ega HQ ini, pendengar diajak kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk senantiasa berdoa dan berdoa dan mematuhi imbauan pemerintah untuk tetap di rumah, mengenakan masker saat keluar rumah, menjaga jarak fisik dan sosial dan tidak mudik.
Anisa dan tim melakukan rekaman kedua lagu religi di tengah pandemi COVID-19. Dia bersyukur tak ada kendala dalam proses produksi.
"Bersyukur banget sama Allah SWT., saya dan tim masih bisa berkarya seperti menciptakan lirik lagu lalu mengemasnya dengan musiknya walau dalam situasi lagi pandemi corona," kata Anisa dalam keterangan pers.
Berbeda dari para musisi sebelumnya, Ferdy Tahier dan Lucky Widja yang dikenal sebagai vokalis Element Reunion, merilis lagu berjudul "Buka Hatimu Dunia" untuk menyemangati para pekerja medis dan masyarakat yang masih terpaksa mencari nafkah di tengah pandemi virus corona.
"Tema dari single ini adalah untuk membuka hati kita kepada sesama, agar kita mengingat bahwa kita tidak sendiri yang sedang menghadapi wabah," kata Ferdy Tahier dalam siaran pers.
"Sebagian dari kita juga ada yang mencari nafkah dengan cara meninggalkan rumah dan juga ada yang sebagian profesinya adalah membantu orang yang sedang sakit akibat wabah ini, juga para petugas keamanan Jakarta dan Indonesia," kata dia.
Komposisi musik "Buka Hatimu Dunia" dibuat sangat simpel dan minimalis. Keduanya berharap single ini mudah untuk dinyanyikan oleh seluruh masyarakat di Indonesia, dan juga mampu menyerukan hati bagi seluruh masyarakat yang sedang berduka.
Ferdy juga mengajak masyarakat luas untuk turut serta memerangi COVID-19 melalui kampanye media sosial dengan tagar #dirumahaja #staystrong #Bukahatimudunia #Kopijujurlawancorona, serta berdonasi melalui kitabisa.com/bukahatimudunia.
"Ini untuk aksi donasi yang ditujukan kepada para penjaga garis depan negara dalam menghadapi wabah bencana ini," imbuhnya.
Pengamat musik Stanley Tulung mengatakan, meski wabah corona seolah-olah sudah mematikan industri hiburan Tanah Air, namun nyatanya para musisi Indonesia masih sangat kreatif menciptakan karya lewat platform-platform online.
"Pandemi COVID-19 ini memang seperti 'kiamat' buat dunia musik kita. Bisnis hiburan terutama musik bisa dibilang tiarap namun ada beberapa teman kita tetap ngamen melalui media sosial di Instagram dan juga Facebook dari rumah," kata dia.
"Bahkan beberapa teman musisi seperti Indra Lesmana, Indro Hardjodikoro, Balawan, Erwin Gutawa, Utox semakin kreatif dengan membuat jam session jarak jauh juga di akun media sosial mereka," dia menambahkan.
Selain membuat lagu secara mandiri, para musisi juga ada yang berkolaborasi menyanyikan lagu yang terinspirasi dari pandemi corona.
16 musisi lokal berkolaborasi merilis lagu yang berjudul "Menjaga Dunia".
16 musisi tersebut adalah Rian "d'Masiv", Anji, Judika, Titi DJ, Lala Karmela, Vidi Aldiano, Pamungkas, Rizky Febian, Cita Citata, Ilham "HIVI!", Neida "HIVI!", Claudia Emmanuela, Ifan "Govinda" serta musik dari Ade "Govinda", Jeje "Govinda" dan Dimas Joey.
Ade selaku pencipta lagu dan produser mengatakan "Menjaga Dunia" cukup berbeda dari tema lagu yang dipersembahkan untuk COVID-19. Sebab, ia membuatnya lebih lembut dan ditambah dengan bumbu percintaan.
"Lagu tentang COVID-19 kan udah banyak ya dan bagus-bagus. Tapi ini kita bikin lebih ada cinta-cintaannya kayak orang yang pacaran jaga jarak dan lainnya," kata Ade dalam jumpa pers melalui Zoom, Senin.
Semua musisi yang terlibat melakukan proses rekaman di tempat yang berbeda. Hasil rekaman dari masing-masing musisi pun dikirimkan melalui email. Setelah semua vokal dan musik terkumpul, barulah Ade menggabungkannya menjadi satu.
Bagi Titi DJ dan Anji, rekaman seperti ini adalah hal yang baru. Menurut mereka, ternyata dalam suasana yang serba terbatas hal apapun tetap dapat dilakukan dengan maksimal.
"Saya merasa ini adalah pengalaman baru, saya udah lama di industri musik tapi ternyata ada hal baru yang saya pelajari," ujar Titi.
Lagu "santai" lebih dinikmati
Spotify menyebut lagu "santai" lebih dinikmati di masa karantina mandiri di tengah pandemi corona.
Perusahaan itu juga melaporkan lebih banyak orang menggunakan gawai di rumah untuk mendengarkan musik, seperti komputer, TV, pelantang pintar atau smart speaker dan konsol game.
Spotify pun mengatakan pendengar mulai condong mendengarkan daftar lagu yang asyik untuk memasak dan bekerja di rumah ketimbang yang cocok dinikmati saat berkumpul beramai-ramai.
Podcast pun semakin diminati. Sejalan dengan semakin banyak orangtua yang bekerja di rumah, Spotify mencatat ada peningkatan streaming musik dan podcast untuk anak dan "musik khusus untuk membantu anak tertidur".
Mengikuti anjuran dari pihak berwenang untuk menjaga jarak aman dari orang lain, Spotify melaporkan lagu "Don't Stand So Close to Me" dari The Police yang terkenal pada tahun 1980 semakin banyak didengarkan, peningkatannya mencapai 135 persen dalam beberapa pekan terakhir.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020