Badan Keamanan Laut (Bakamla) menegaskan akan melindungi nelayan-nelayan Indonesia yang melaut dan mencari ikan di perairan Natuna, Kepulauan Riau.
"Kita akan hadir di situ. Jadi, mereka beroperasi di sekitar saya," kata Kepala Bakamla Laksamana Madya TNI Achmad Taufiqoerrochman di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa.
Hal itu disampaikannya usai mengikuti Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) tentang Tugas Pokok Fungsi dan Kewenangan Penanganan Pengamanan Laut di Kantor Kemenko Polhukam.
Hanya saja, Taufiq mengingatkan nelayan terkait kondisi cuaca yang memengaruhi ketinggian ombak yang bisa sangat membahayakan.
Baca juga: TNI AU terbangkan empat pesawat tempur F-16 ke Natuna
"Hanya yang jadi masalah adalah musim sekarang musim ombaknya besar. Apakah nelayan kita mampu? Itu yang nanti kita lihat. Jadi, kita akan lebih mengedepankan keselamatan," tuturnya.
Sekali lagi, Taufik mengatakan kondisi cuaca akan menjadi patokan utama bagi nelayan untuk melaut atau tidak.
Selain itu, kata dia, kondisi kapal ikan juga harus dicek dan.dipastikan laik digunakan, sebab selama ini banyak yang sudah lama tidak dioperasikan.
"Walau pun bagaimana, saya tahu bahwa kapal ikan itu sudah lama nggak beroperasi. Ini kan dicek dulu, sistem keselamatan, dan sebagainya," ujarnya.
Baca juga: Pemprov Kepri mengecam manuver China di Natuna
Sebelumnya, sejumlah kelompok nelayan menyatakan kesiapannya untuk melaut di perairan Natuna seiring dengan masuknya nelayan-nelayan China ke perairan itu.
Seperti nelayan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menyatakan kesediaannya mencari ikan hingga ke perairan Natuna, Kepulauan Riau, sekaligus untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan catatan mendapatkan jaminan keamanan selama melaut.
"Kami berharap saat berangkat ke Pulau Natuna hingga pulangnya mendapatkan pengawalan. Termasuk saat mencari ikan juga mendapatkan jaminan keamanan menyusul situasinya yang sedang memanas," kata Ketua Asosiasi Nelayan Dampo Awang Bangkit Suyoto.
Demikian pula, Aliansi Nelayan Indonesia (Anni) yang menyatakan kesiapannya mengerahkan sekitar 500 kapal besar nelayan untuk mencari ikan, sekaligus ikut membantu TNI dalam pengamanan perairan Natuna.
"Ada hampir 500 kapal nelayan berukuran besar, di atas 100 GT yang siap masuk ke Natuna melakukan penangkapan ikan sekaligus menjadi mata-mata negara dalam rangka mengamankan batas teritorial NKRI," kata Ketua Umum Anni, Riyono.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Kita akan hadir di situ. Jadi, mereka beroperasi di sekitar saya," kata Kepala Bakamla Laksamana Madya TNI Achmad Taufiqoerrochman di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa.
Hal itu disampaikannya usai mengikuti Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) tentang Tugas Pokok Fungsi dan Kewenangan Penanganan Pengamanan Laut di Kantor Kemenko Polhukam.
Hanya saja, Taufiq mengingatkan nelayan terkait kondisi cuaca yang memengaruhi ketinggian ombak yang bisa sangat membahayakan.
Baca juga: TNI AU terbangkan empat pesawat tempur F-16 ke Natuna
"Hanya yang jadi masalah adalah musim sekarang musim ombaknya besar. Apakah nelayan kita mampu? Itu yang nanti kita lihat. Jadi, kita akan lebih mengedepankan keselamatan," tuturnya.
Sekali lagi, Taufik mengatakan kondisi cuaca akan menjadi patokan utama bagi nelayan untuk melaut atau tidak.
Selain itu, kata dia, kondisi kapal ikan juga harus dicek dan.dipastikan laik digunakan, sebab selama ini banyak yang sudah lama tidak dioperasikan.
"Walau pun bagaimana, saya tahu bahwa kapal ikan itu sudah lama nggak beroperasi. Ini kan dicek dulu, sistem keselamatan, dan sebagainya," ujarnya.
Baca juga: Pemprov Kepri mengecam manuver China di Natuna
Sebelumnya, sejumlah kelompok nelayan menyatakan kesiapannya untuk melaut di perairan Natuna seiring dengan masuknya nelayan-nelayan China ke perairan itu.
Seperti nelayan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menyatakan kesediaannya mencari ikan hingga ke perairan Natuna, Kepulauan Riau, sekaligus untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan catatan mendapatkan jaminan keamanan selama melaut.
"Kami berharap saat berangkat ke Pulau Natuna hingga pulangnya mendapatkan pengawalan. Termasuk saat mencari ikan juga mendapatkan jaminan keamanan menyusul situasinya yang sedang memanas," kata Ketua Asosiasi Nelayan Dampo Awang Bangkit Suyoto.
Demikian pula, Aliansi Nelayan Indonesia (Anni) yang menyatakan kesiapannya mengerahkan sekitar 500 kapal besar nelayan untuk mencari ikan, sekaligus ikut membantu TNI dalam pengamanan perairan Natuna.
"Ada hampir 500 kapal nelayan berukuran besar, di atas 100 GT yang siap masuk ke Natuna melakukan penangkapan ikan sekaligus menjadi mata-mata negara dalam rangka mengamankan batas teritorial NKRI," kata Ketua Umum Anni, Riyono.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020