Oleh Ulul Maskuriah

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pejabat Kementerian Perhubungan empat negara yang tergabung dalam pertemuan "BIMP-EAGA" yaitu Brunei Darussalama, Indonesia, Malaysia, dan Filipina East ASEAN Growt Area sepakat meningkatkan pelayanan transportasi udara.


Pada pertemuan ke-8 BIMP-EAGA Trasport di Banjarmasin, Selasa, para pejabat kementerian empat negara berkomitmen memberikan berbagai fasilitas dan kemudahan untuk bisa meningkatkan konektivitas transportasi udara.

Kesepakatan tersebut disampaikan oleh keempat pejabat kementerian perhubungan empat negara masing-masing diwakili dari Indonesia Menteri Perhubungan E.E Mangindaan, Brunei Darussalam diwakili oleh Menteri Perhubungan Dato Abdullah Bakar.

Selain itu, dari Malaysia diwakili oleh Wakil Meteri Perhubungan Malaysia Datuk Abdul Aziz Kaprawi dan dari Filipina oleh Jose Perpetuo M Lotilla.

"Banyak perkembangan pembangunan infrastruktur transportasi yang telah kita capai selama dibangunnya hubungan ke empat negara," kata E.E Mangindaan.

Beberapa kesepakatan di sektor penerbangan tersebut antara lain meningkatkan jadwal penerbangan dengan pesawat MASwings yang terbang dari Kota Kinabalu Malaysia dengan tujuan Tarakan Kalimantan Timur Indonesia dari sebelumnya tujuh kali menjadi sepuluh kali seminggu.

Selain itu, juga peningkatan konektivitas penerbangan dari Tawau Malaysia menuju Tarakan Indonesia, kemudian Kuching Malaysia dan Pontianak Kalimantan Barat.

Pada 25 Oktober, juga akan dilakukan penerbangan perdana dengan pesawat Expres Air dengan rute, Pontianak tujuan Kuching Malaysia, kemudian pada 26 November akan dimulai penerbangan dengan MASwings Kota Kinabalu Malaysia tujuan Puerto Princessa Filipina.

Juga dilakukan kesepakatan untuk penerbangan Kuching-Mulu Malaysia, Bandar Seri Begawan Brunai Darussalam.

Melalui konektivitas tersebut, diharapkan akan memudahkan empat negara untuk saling terhubung antara satu dengan yang lainnya, sehingga jarak yang harus ditempuh juga tidak terlalu lama.

Dato Abdullah Bakar mencontohkan, dari Brunai Darusalam menuju Banjarmasin, dia harus berputar ke Jakarta dulu baru ke Banjarmasin, sehingga memerlukan waktu penerbangan yang jauh lebih lama, padahal seharusnya Brunai - Kalimantan Selatan bisa ditempuh dalam waktu satu jam.

Begitu juga dari Filipina Banjarmasin, harus memutar ke Jakarta terlebih dahulu, sehingga harus memutar.

"Jadi untuk ke Banjarmasin, rute dari Filipina menjadi, Filipina-Banjarmasin-Jakarta-Banjarmasin, padahal bila ada konektivitas jarak dan waktu bisa lebih dekat," katanya.

Meningkatkan konektivitas tersebut, keempat negara juga sepakat untuk memberikan insentif kepada perusahaan penerbangan sehingga tarif pesawat tidak terlalu mahal.

Insentif tersebut antara lain adalah dengan memberikan keringanan untuk parkir pesawat, tarif lending, pengurusan surat menyurat antara lain terkait dengan keimigrasian dan lainnya.

  "Kalau tarif adalah kewenangan perusahaan penerbangan, tetapi dengan insentif yang diberikan pemerintah akan mengurangi beban biaya tinggai perusahaan, dan akan berimbas pada tarif yang lebih murah," kata Menteri Perhubungan Indonesia   

Pewarta:

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013