Beberapa orang warga Kota Banjarmasin membentuk perkumpulan orang yang cinta akan tanaman teratai, yang menamakan diri sebagai Komunitas Teratai Banjarmasin (KTB), sekaligus berkeinginan menciptakan Kota Banjarmasin yang indah dengan aneka warna bunga teratai.
Pembentukan tersebut dipelopori oleh seorang warga Kota Banjarmasin yang berasal dari Kota Jakarta, Yakni Nurul Aulia Badar yang kini menjabat sebagai Kepala Biro Antara Kalsel.
Menurut Aulia Badar seusai rapat pembentukan komunitas, Rabu, lahirnya keinginan membentuk komunitas tersebut setelah melihat banyaknya tanaman teratai yang tumbuh di sungai-sungai dalam Kota Banjarmasin.
Teratai yang bertebaran tersebut terkesan kurang terawat malah sebagian besar kawasannya justru di tebas untuk dimatikan, padahal sudah terbukti memberikan keindahan di kawasan tersebut.
Ia enggan memberikan contoh kawasan sungai yang tadinya banyak teratai kini malah dimatikan teratainya, ia sendiri kurang paham kenapa teratai itu dimatikan di sungai Banjarmasin, bahkan yang menebas tanaman tersebut justru sebagian dari para petugas pembersih sungai itu sendiri.
Padahal itu anugerah, sungai sudah ditumbuhi teratai kenapa tidak dipelihara saja, boleh ditebas tetapi jangan semuanya, cukup diatur supaya lebih indah, yang ditebas atau dibersihkan seharusnya hanya tanaman gulma yang hidup di sungai tersebut.
Padahal di berbagai daerah lain, teratai dipelihara untuk mempercantik suatu kawasan, menjadi objek wisata, dan bahkan dibelahan dunia lain teratai diagungnya, dijadikan ikon kota.
Oleh karena itu, menurut Aulia Badar ia merasa terpanggil membentuk komunitas pecinta teratai harapannya akan melakukan aksi penanaman dan pemeliharaan teratai sekaligus untuk memberikan edukasi begitu pentingnya sebuah teratai sebagai tanaman hias di perairan.
Apalagi kota Banjarmasin dikenal sebagai Kota Seribu sungai keberadaan teratai harusnya ditonjolkan sebagai tanaman lahan basah yang memberikan keindahan, bukan sebaliknya dimatikan.
Teratai kan selain memberikan keindahan juga sebagai tanaman pemberi oksigen, penyerap polutan, pembersih air, bahkan teratai adalah habitat yang baik untuk kehidupan biota sungai seperti ikan.
Sebagai tanaman obat, teratai konon mampu menyembuhkan obat batuk darah, menormalkan tekanan darah, meenangani bengkak serta iritasi, menyingkirkan insomnia, menangani diare, pembentukan sel darah merah, serta mendukung detoksifikasi.
Makanya saat HUT LKBN Antara tahun 2019 ini, rencananya memanfaatkan komunitas untuk melakukan penanaman massal teratai, untuk memperindah sebuah kawasan, dan kalau pihak Universitas Lambung mangkurat (ULM) bersedia maka penanaman tersebut akan dilakukan di kawasan tersebut, kata Aulia Badar yang mengajak isterinya juga masuk dalam komunitas tersebut.
Komunitas tersebut selain ketua, wakil ketua, ada sekretaris, bendahara, penasehat, serta bidang-bidang yang menghimpun mereka yang cinta akan teratai bagi warga yang berminat silahkan gabung dengan komunitas ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Pembentukan tersebut dipelopori oleh seorang warga Kota Banjarmasin yang berasal dari Kota Jakarta, Yakni Nurul Aulia Badar yang kini menjabat sebagai Kepala Biro Antara Kalsel.
Menurut Aulia Badar seusai rapat pembentukan komunitas, Rabu, lahirnya keinginan membentuk komunitas tersebut setelah melihat banyaknya tanaman teratai yang tumbuh di sungai-sungai dalam Kota Banjarmasin.
Teratai yang bertebaran tersebut terkesan kurang terawat malah sebagian besar kawasannya justru di tebas untuk dimatikan, padahal sudah terbukti memberikan keindahan di kawasan tersebut.
Ia enggan memberikan contoh kawasan sungai yang tadinya banyak teratai kini malah dimatikan teratainya, ia sendiri kurang paham kenapa teratai itu dimatikan di sungai Banjarmasin, bahkan yang menebas tanaman tersebut justru sebagian dari para petugas pembersih sungai itu sendiri.
Padahal itu anugerah, sungai sudah ditumbuhi teratai kenapa tidak dipelihara saja, boleh ditebas tetapi jangan semuanya, cukup diatur supaya lebih indah, yang ditebas atau dibersihkan seharusnya hanya tanaman gulma yang hidup di sungai tersebut.
Padahal di berbagai daerah lain, teratai dipelihara untuk mempercantik suatu kawasan, menjadi objek wisata, dan bahkan dibelahan dunia lain teratai diagungnya, dijadikan ikon kota.
Oleh karena itu, menurut Aulia Badar ia merasa terpanggil membentuk komunitas pecinta teratai harapannya akan melakukan aksi penanaman dan pemeliharaan teratai sekaligus untuk memberikan edukasi begitu pentingnya sebuah teratai sebagai tanaman hias di perairan.
Apalagi kota Banjarmasin dikenal sebagai Kota Seribu sungai keberadaan teratai harusnya ditonjolkan sebagai tanaman lahan basah yang memberikan keindahan, bukan sebaliknya dimatikan.
Teratai kan selain memberikan keindahan juga sebagai tanaman pemberi oksigen, penyerap polutan, pembersih air, bahkan teratai adalah habitat yang baik untuk kehidupan biota sungai seperti ikan.
Sebagai tanaman obat, teratai konon mampu menyembuhkan obat batuk darah, menormalkan tekanan darah, meenangani bengkak serta iritasi, menyingkirkan insomnia, menangani diare, pembentukan sel darah merah, serta mendukung detoksifikasi.
Makanya saat HUT LKBN Antara tahun 2019 ini, rencananya memanfaatkan komunitas untuk melakukan penanaman massal teratai, untuk memperindah sebuah kawasan, dan kalau pihak Universitas Lambung mangkurat (ULM) bersedia maka penanaman tersebut akan dilakukan di kawasan tersebut, kata Aulia Badar yang mengajak isterinya juga masuk dalam komunitas tersebut.
Komunitas tersebut selain ketua, wakil ketua, ada sekretaris, bendahara, penasehat, serta bidang-bidang yang menghimpun mereka yang cinta akan teratai bagi warga yang berminat silahkan gabung dengan komunitas ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019