Oleh Syamsuddin Hasan
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Warga masyarakat Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan belakangan ini melakukan gerakan menjaga tanaman atau pohon-pohon langka khas daerah setempat dari kepunahan.
"Bukan cuma menjaga dari kepunahan, tapi juga melalui instansi terkait berusaha mensertifikasi atau mendapatkan sertifikat hak paten," ujar Ketua Kelompok Sinar Tani Batu Benawa Ansari saat berada di Banjarmasin, menengok ibundanya yang sedang sakit, Senin.
Ia menerangkan sejumlah tanaman atau pohon langka khas daerah Kalsel atau Kalimantan yang belakangan dilakukan pembudidayaan atau pemuliaan agar tidak mengalami kepunahan, antar lain maritam (rambutan hutan), gitaan (jenis pepohonan yang merambat), dan rukam.
Selain itu, mantuala (sejenis durian atau pempakin), manggis, rawa-rawa (sejenis asam-asaman), landur dan lainnya, ungkap pemuda yang juga mengeluti usaha perkebunan sayur-sayuran tersebut.
"Bahkan pohon mantuala kini sedang proses untuk mendapatkan hak paten, agar tidak ada klaim dari pihak lain, yang mengaku sebagai tanaman khas daerahnya," lanjutnya menjawab Antara Kalsel.
"Menurut rencana, tiap desa di wilayah Kecamatan Batu Benawa khususnya minimal ada satu pohon mantuala, sebagai bukti atau ciri khas tanaman daerah setempat," demikian Ansari.
Buah mantuala hampir sama dengan pempakin, baik warna maupun aromanya, hanya saja rasa lebih enak dan daging isi buahnya agak tebal.
Selain mantuala, di "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" Kalsel banyak buah-buahan yang masuk keluarga durian yang juga tergolong langka, diantaranya lahong (warna kulit dan isinya agak kemerah-merahan).
Kemudian, maharawin (durian hutan) rasanya lebih manis dari durian biasa atau durian Bangkok, dan surian (juga termasuk durian hutan), yang belakangan sulit mendapatkannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Warga masyarakat Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan belakangan ini melakukan gerakan menjaga tanaman atau pohon-pohon langka khas daerah setempat dari kepunahan.
"Bukan cuma menjaga dari kepunahan, tapi juga melalui instansi terkait berusaha mensertifikasi atau mendapatkan sertifikat hak paten," ujar Ketua Kelompok Sinar Tani Batu Benawa Ansari saat berada di Banjarmasin, menengok ibundanya yang sedang sakit, Senin.
Ia menerangkan sejumlah tanaman atau pohon langka khas daerah Kalsel atau Kalimantan yang belakangan dilakukan pembudidayaan atau pemuliaan agar tidak mengalami kepunahan, antar lain maritam (rambutan hutan), gitaan (jenis pepohonan yang merambat), dan rukam.
Selain itu, mantuala (sejenis durian atau pempakin), manggis, rawa-rawa (sejenis asam-asaman), landur dan lainnya, ungkap pemuda yang juga mengeluti usaha perkebunan sayur-sayuran tersebut.
"Bahkan pohon mantuala kini sedang proses untuk mendapatkan hak paten, agar tidak ada klaim dari pihak lain, yang mengaku sebagai tanaman khas daerahnya," lanjutnya menjawab Antara Kalsel.
"Menurut rencana, tiap desa di wilayah Kecamatan Batu Benawa khususnya minimal ada satu pohon mantuala, sebagai bukti atau ciri khas tanaman daerah setempat," demikian Ansari.
Buah mantuala hampir sama dengan pempakin, baik warna maupun aromanya, hanya saja rasa lebih enak dan daging isi buahnya agak tebal.
Selain mantuala, di "Bumi Perjuangan Pangeran Antasari" Kalsel banyak buah-buahan yang masuk keluarga durian yang juga tergolong langka, diantaranya lahong (warna kulit dan isinya agak kemerah-merahan).
Kemudian, maharawin (durian hutan) rasanya lebih manis dari durian biasa atau durian Bangkok, dan surian (juga termasuk durian hutan), yang belakangan sulit mendapatkannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013