Mauricio Pochettino mendapatkan pembelaan dari mantan pelatih klub Arsenal, Arsene Wenger saat ia kini menjalani musim terberatnya dalam lima tahun menukangi Tottenham Hotspur.
Musim-musim terakhir dari 22 tahun karier Wenger di Arsenal dibayangi oleh kritik para suporter karena dianggap gagal menjadi penantang serius di kompetisi domestik dan Eropa.
Saat ini Pochettino juga mengalami hal serupa seperti yang dialami Wenger di musim terakhirnya bersama The Gunners.
Bahkan Pochettino masih belum mempersembahkan satu gelar pun kepada Spurs, meski begitu pelatih asal Argentina itu membawa The Lillywhites menjadi tim empat besar di Liga Premier Inggris dan membantu mereka keluar dari bayang-bayang Arsenal.
Namun, kemajuannya tampaknya mulai menurun di musim ini. Kekalahan 3-0 di kandang Brighton & Hove Albion pada Sabtu membuat mereka bertengger di posisi sembilan Liga Premier Inggris.
Baca juga: Hugo Lloris menepi hingga Januari
Sedangkan di Liga Champions, mereka digilas 2-7 oleh Bayern Munchen dan tersingkir di Piala Liga oleh klub divisi keempat Colchester United.
Tottenham bermain di babak grup Liga Champions untuk empat musim berturut-turut, tetapi banyak laporan bahwa Pochettino di bawah tekanan untuk membalikkan keadaan.
Namun, Wenger membela mantan pelatih rival klubnya.
"Saya rasa ia (Pochettino) telah bekerja dengan sangat baik, diakui oleh semua orang," kata Wenger dalam sebuah wawancara dengan beIN Sport yang dilansir Reuters pada (07/10).
"Ketika ia datang ke Tottenham, ia perlahan membangun klub dengan generasi pemain yang sangat muda. Setiap tahun orang menginginkan sesuatu yang lebih dari Anda. Saya mengalaminya di Arsenal."
"Kami berada 20 tahun berturut-turut di posisi empat besar, tetapi pada akhirnya itu tidak cukup."
Wenger mengatakan bahwa Pochettino harus membayar atas kesuksesannya sendiri dan bahwa timnya kurang memiliki kekompakan musim sebelumnya.
Baca juga: Hasil dan klasemen Liga Inggris
Salah satu penyebabnya adalah tanda tanya besar terkait masa depan beberapa pemain termasuk gelandang asal Denmark Christian Eriksen.
"Sekali Anda menghabiskan empat atau lima tahun, di suatu tempat, tidak peduli seberapa baik pekerjaan yang telah Anda lakukan, Anda harus menunjukkan kepada orang-orang bahwa Anda bisa memberi lebih banyak, dan ia berada pada tahap itu," kata pelatih asal Prancis tersebut.
"Mereka sedikit tidak stabil. Ketika saya melawan mereka dua atau tiga tahun lalu, mereka tampak seperti tim muda, lapar yang telah menemukan kekuatan yang baik, fondasi tim yang baik dengan pemain-pemain yang tumbuh bersama dan pemain dari luar juga vital seperti Eriksen."
"Hari ini kamu tidak merasakan kebersamaan yang sama persis. Seorang pemain seperti Eriksen tidak terlalu fokus karena ia tidak terlihat seperti ingin memperpanjang masa baktinya bersama klub."
Tottenham berada di peringkat kesembilan di klasemen sementara dan belum pernah memenangkan 10 pertandingan tandang terakhir mereka.
Meski mencapai final Liga Champions musim lalu, performa domestik mereka mengalami penurunan besar dan mereka kalah 13 pertandingan di Liga Premier Inggris musim lalu.(sumber Reuters)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Musim-musim terakhir dari 22 tahun karier Wenger di Arsenal dibayangi oleh kritik para suporter karena dianggap gagal menjadi penantang serius di kompetisi domestik dan Eropa.
Saat ini Pochettino juga mengalami hal serupa seperti yang dialami Wenger di musim terakhirnya bersama The Gunners.
Bahkan Pochettino masih belum mempersembahkan satu gelar pun kepada Spurs, meski begitu pelatih asal Argentina itu membawa The Lillywhites menjadi tim empat besar di Liga Premier Inggris dan membantu mereka keluar dari bayang-bayang Arsenal.
Namun, kemajuannya tampaknya mulai menurun di musim ini. Kekalahan 3-0 di kandang Brighton & Hove Albion pada Sabtu membuat mereka bertengger di posisi sembilan Liga Premier Inggris.
Baca juga: Hugo Lloris menepi hingga Januari
Sedangkan di Liga Champions, mereka digilas 2-7 oleh Bayern Munchen dan tersingkir di Piala Liga oleh klub divisi keempat Colchester United.
Tottenham bermain di babak grup Liga Champions untuk empat musim berturut-turut, tetapi banyak laporan bahwa Pochettino di bawah tekanan untuk membalikkan keadaan.
Namun, Wenger membela mantan pelatih rival klubnya.
"Saya rasa ia (Pochettino) telah bekerja dengan sangat baik, diakui oleh semua orang," kata Wenger dalam sebuah wawancara dengan beIN Sport yang dilansir Reuters pada (07/10).
"Ketika ia datang ke Tottenham, ia perlahan membangun klub dengan generasi pemain yang sangat muda. Setiap tahun orang menginginkan sesuatu yang lebih dari Anda. Saya mengalaminya di Arsenal."
"Kami berada 20 tahun berturut-turut di posisi empat besar, tetapi pada akhirnya itu tidak cukup."
Wenger mengatakan bahwa Pochettino harus membayar atas kesuksesannya sendiri dan bahwa timnya kurang memiliki kekompakan musim sebelumnya.
Baca juga: Hasil dan klasemen Liga Inggris
Salah satu penyebabnya adalah tanda tanya besar terkait masa depan beberapa pemain termasuk gelandang asal Denmark Christian Eriksen.
"Sekali Anda menghabiskan empat atau lima tahun, di suatu tempat, tidak peduli seberapa baik pekerjaan yang telah Anda lakukan, Anda harus menunjukkan kepada orang-orang bahwa Anda bisa memberi lebih banyak, dan ia berada pada tahap itu," kata pelatih asal Prancis tersebut.
"Mereka sedikit tidak stabil. Ketika saya melawan mereka dua atau tiga tahun lalu, mereka tampak seperti tim muda, lapar yang telah menemukan kekuatan yang baik, fondasi tim yang baik dengan pemain-pemain yang tumbuh bersama dan pemain dari luar juga vital seperti Eriksen."
"Hari ini kamu tidak merasakan kebersamaan yang sama persis. Seorang pemain seperti Eriksen tidak terlalu fokus karena ia tidak terlihat seperti ingin memperpanjang masa baktinya bersama klub."
Tottenham berada di peringkat kesembilan di klasemen sementara dan belum pernah memenangkan 10 pertandingan tandang terakhir mereka.
Meski mencapai final Liga Champions musim lalu, performa domestik mereka mengalami penurunan besar dan mereka kalah 13 pertandingan di Liga Premier Inggris musim lalu.(sumber Reuters)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019