Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa ini diprediksi berat menembus ke zona hijau seiring terbatasnya sentimen global.

IHSG dibuka melemah 17,43 poin atau 0,28 persen ke posisi 6.188,77. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 4,97 poin atau 0,51 persen menjadi 971,8.

"Sentimen dari pasar global yang terbatas setelah bursa saham AS ditutup variatif pada perdagangan Senin kemarin, kian membatasi IHSG untuk bergerak ke zona hijau pada perdagangan saham hari ini, " kata Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Selasa.

Baca juga: IHSG dibuka menguat 6,19 poin jadi 6.342,86

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa mencapai kesepakatan dengan China bukanlah prioritas sebelum pemilihan presiden 2020. Trump mengatakan tidak tertarik pada kesepakatan parsial.

Trump mengklaim bahwa perselisihan tidak akan merusak peluangnya untuk terpilih kembali dan tujuannya adalah kesepakatan penuh dengan China. Padahal ini sesuatu yang kemungkinan besar diharapkan oleh China.

Pernyataan dari Trump menyiratkan adanya harapan China akan mengatasi masalah-masalah penting lainnya seperti pencurian kekayaan intelektual, hambatan masuk untuk perusahaan-perusahaan asing, dan subsidi berlimpah untuk perusahaan-perusahaan negara. Tetapi ini semua sesuatu yang China tidak siap untuk melakukannya.

Sementara itu, geopolitik di Timur Tengah terus memanas Garda Revolusi Iran mengaku siap menyerang dan menghancurkan pihak mana saja yang mencoba menyerang negaranya, setelah Presiden AS Donald Trump kemudian menyetujui pengiriman pasukan untuk meningkatkan pertahanan udara dan rudal Arab Saudi pasca-serangan itu.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 28,11 poin (0,13 persen) ke 22.107,2, indeks Hang Seng menguat 22,02 poin atau 0,08 persen ke 26.244,42, dan indeks Straits Times menguat 7,58 poin (0,24 persen) ke posisi 3.150,82.

Baca juga: IHSG diprediksi variatif
 

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019