Memasuki tahun ketiga keberadaan Pusat Kuliner Mabuun di Kecamatan Murung Pudak, Kabupaten Tabalong tidak mengalami kemajuan karena puluhan kios belum difungsikan secara optimal.
Padahal 44 kios permanen yang diresmikan 2016 ini untuk mengembangkan kuliner dan produk lokal namun tak beroperasi sesuai harapan alias tutup.
"Pusat kuliner terpaksa kita bongkar untuk dibangun areal parkir," jelas Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Disperindag Kabupaten Tabalong Fariduddin.
Baca juga: Menpar nyatakan kebakaran lahan belum ganggu pariwisata
Rencana pembongkaran sendiri dilaksanakan tahun anggaran 2020 menyusul difungsikan pusat pelayanan publik di Mall Athaibah Mabuun yang berada di samping pusat kuliner.
Fariduddin mengakui pembangunan pusat kuliner jadi mubajir karena hingga kini hanya beberapa kios yang tetap beroperasi. Itu pun hanya kios yang posisinya berada di bagian depan dan sisanya beberapa kios di bagian belakang.
Satu pedagang yang masih bertahan di pusat kuliner Jubair mengaku sangat menyayangkan jika puluhan kios dibongkar. "Seharusnya pemerintah daerah perlu upaya menghidupkan pusat kuliner dengan menambah fasilitas pendukung," ungkap Jubair yang dikenal sate itiknya.
Fasilitas pendukung seperti membenahi kolam pemancingan di belakang pusat kuliner sehingga menambah daya tarik pengunjung.
Jubair sendiri tak membantah kalau selama ini banyak kios yang tutup termasuk UKM yang sebelumnya menjual aneka kerajinan lokal.
Baca juga: Polsek Jaro Tabalong amankan empat tempat wisata
Baca juga: Desa warukin jadi tujuan wisata budaya
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Padahal 44 kios permanen yang diresmikan 2016 ini untuk mengembangkan kuliner dan produk lokal namun tak beroperasi sesuai harapan alias tutup.
"Pusat kuliner terpaksa kita bongkar untuk dibangun areal parkir," jelas Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Disperindag Kabupaten Tabalong Fariduddin.
Baca juga: Menpar nyatakan kebakaran lahan belum ganggu pariwisata
Rencana pembongkaran sendiri dilaksanakan tahun anggaran 2020 menyusul difungsikan pusat pelayanan publik di Mall Athaibah Mabuun yang berada di samping pusat kuliner.
Fariduddin mengakui pembangunan pusat kuliner jadi mubajir karena hingga kini hanya beberapa kios yang tetap beroperasi. Itu pun hanya kios yang posisinya berada di bagian depan dan sisanya beberapa kios di bagian belakang.
Satu pedagang yang masih bertahan di pusat kuliner Jubair mengaku sangat menyayangkan jika puluhan kios dibongkar. "Seharusnya pemerintah daerah perlu upaya menghidupkan pusat kuliner dengan menambah fasilitas pendukung," ungkap Jubair yang dikenal sate itiknya.
Fasilitas pendukung seperti membenahi kolam pemancingan di belakang pusat kuliner sehingga menambah daya tarik pengunjung.
Jubair sendiri tak membantah kalau selama ini banyak kios yang tutup termasuk UKM yang sebelumnya menjual aneka kerajinan lokal.
Baca juga: Polsek Jaro Tabalong amankan empat tempat wisata
Baca juga: Desa warukin jadi tujuan wisata budaya
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019