Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, menggelar lomba sketsa desain "Tugu Nelayan" untuk menjaring ide dari masyarakat terkait rencana renovasi salah satu ikon daerah tersebut.
“Tugu ini kan salah satu ikon kota dan bersejarah, makanya diperbaiki supaya lebih bagus,” ujar Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kotabaru Muhammad Maulidiansyah, Selasa.
Seluruh hasil karya peserta yang masuk akan dijadikan sebagai bahan dalam perencanaan teknis renovasi Tugu Nelayan.
Selain itu, pihaknya juga berniat melakukan konsultasi publik dengan mengundang tokoh masyarakat, budayawan, seniman hingga ahli arsitektur agar monumen yang baru nantinya menjadi hasil karya bersama.
“Kami berharap hasilnya nanti bisa mengadopsi seluruh kepentingan masyarakat,” kata Maulid.
Ia melanjutkan bentuk Tugu Nelayan yang ikonik dengan patung nelayan memegang tombak dan memanggul ikan todak di puncaknya tidak akan berubah. Hanya saja desainnya yang hendak dibuat lebih bagus serta dilengkapi taman berhias lampu-lampu dan air mancur.
“Kita pertahankan keasliannya tapi dibuat lebih megah, pilarnya diganti, kemudian di bundaran itu akan ada taman dengan air mancur dan lampu-lampu hias,” jelasnya.
Selain sebagai ikon kota, Tugu Nelayan yang dibangun era tahun 1970-an ini juga memiliki cerita historis. Sebagai tanda penyambutan orang-orang yang datang ke Kotabaru, tugu berdiri menghadap ke laut karena kala itu akses masuk ke Kotabaru masih melalui laut.
Sehubungan dengan renovasi Tugu Nelayan, jalan dan bundaran tugu akan diperluas dengan membebaskan lahan lapangan basket dan sebagian halaman Kantor Satpol PP di dekatnya.
Untuk lapangan basket, pemerintah daerah sudah menyediakan lahan untuk merelokasinya tidak jauh dari lokasi saat ini, tepatnya di belakang Polres Kotabaru.
“Lahannya cukup luas untuk dibangun lapangan indoor, nanti pembangunannya melalui Dispora,” ungkap Maulid.
Selain untuk pelebaran jalan, sebagian lahan lapangan basket ini juga akan dijadikan ruang terbuka hijau (RTH). Wacara ini sebenarnya sudah ada sejak lama, bahkan desainnya sudah dibuat.
“Kita kan kekurangan RTH, di setiap daerah itu minimal harus ada 30 persen. Makanya tahun depan itu kita banyak bangun taman,” tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
“Tugu ini kan salah satu ikon kota dan bersejarah, makanya diperbaiki supaya lebih bagus,” ujar Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kotabaru Muhammad Maulidiansyah, Selasa.
Seluruh hasil karya peserta yang masuk akan dijadikan sebagai bahan dalam perencanaan teknis renovasi Tugu Nelayan.
Selain itu, pihaknya juga berniat melakukan konsultasi publik dengan mengundang tokoh masyarakat, budayawan, seniman hingga ahli arsitektur agar monumen yang baru nantinya menjadi hasil karya bersama.
“Kami berharap hasilnya nanti bisa mengadopsi seluruh kepentingan masyarakat,” kata Maulid.
Ia melanjutkan bentuk Tugu Nelayan yang ikonik dengan patung nelayan memegang tombak dan memanggul ikan todak di puncaknya tidak akan berubah. Hanya saja desainnya yang hendak dibuat lebih bagus serta dilengkapi taman berhias lampu-lampu dan air mancur.
“Kita pertahankan keasliannya tapi dibuat lebih megah, pilarnya diganti, kemudian di bundaran itu akan ada taman dengan air mancur dan lampu-lampu hias,” jelasnya.
Selain sebagai ikon kota, Tugu Nelayan yang dibangun era tahun 1970-an ini juga memiliki cerita historis. Sebagai tanda penyambutan orang-orang yang datang ke Kotabaru, tugu berdiri menghadap ke laut karena kala itu akses masuk ke Kotabaru masih melalui laut.
Sehubungan dengan renovasi Tugu Nelayan, jalan dan bundaran tugu akan diperluas dengan membebaskan lahan lapangan basket dan sebagian halaman Kantor Satpol PP di dekatnya.
Untuk lapangan basket, pemerintah daerah sudah menyediakan lahan untuk merelokasinya tidak jauh dari lokasi saat ini, tepatnya di belakang Polres Kotabaru.
“Lahannya cukup luas untuk dibangun lapangan indoor, nanti pembangunannya melalui Dispora,” ungkap Maulid.
Selain untuk pelebaran jalan, sebagian lahan lapangan basket ini juga akan dijadikan ruang terbuka hijau (RTH). Wacara ini sebenarnya sudah ada sejak lama, bahkan desainnya sudah dibuat.
“Kita kan kekurangan RTH, di setiap daerah itu minimal harus ada 30 persen. Makanya tahun depan itu kita banyak bangun taman,” tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019