Menteri Pertanian Republik Indonesia (Mentan RI) Andi Amran Sulaiman mengunjungi kerja (kunker) ke lokasi program Serasi (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) Desa Kolam Kiri Dalam, Kecamatan Barambai, Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Sabtu (25/5).


Dalam kunjungan di lokasi optimasi lahan rawa itu Mentan didampingi Direktur Jenderal Sarana Prasarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan Sarwo Edhy, Direktur Lahan Indah Megawati dan Wakil Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (Waaster Kasad) Brigjend TNI Steve P, Danrem 101/Antasari Kol Inf M Syech Ismed dan sejumlah pejabat dan staf Kementan.

Kehadiran Mentan Andi Amran Sulaiman diterima Wakil Bupati Batola H Rahmadian Noor, Dandim 1005 Marabahan Letkol Kav Sugianto beserta jajaran, para Dandim se-Kalsel, sejumlah pejabat terkait Provinsi Kalsel dan Batola.

Sebelum menggelar dialog dengan petani, Mentan Amran Sulaiman terlebih dahulu meninjau areal garapan pengolahan tata kelola air seperti normalisasi saluran, pembuatan saluran konektivitas, pembuatan saluran mikro (kuarter), gorong-gorong, pintu air dan pompa yang terdapat di Desa Kolam Kiri Dalam Kecamatan Barambai.

Dalam perjalanan menuju lokasi mentan juga sempat mampir di area program Serasi yang ada di Desa Tumih Kecamatan Wanaraya, Batola.

Menteri mengharapkan, dalam mengolah area konstruksi alat alsin seperti eskavator tidak boleh terpencar-pencar,  namun dari lima hingga enam alat hendaknya dalam satu area sehingga penggarapan yang dilaksanakan bisa lebih cepat.

Menteri mengatakan, saat ini masyarakat Indonesia khususnya petani mengembangkan pertanian, karena pertambahan penduduk 1,4 persen per tahun atau 3 juta orang lebih dengan kelahiran 8,5 ribu per hari.

Untuk antisipasi itu, sebut dia, diperlukan kesiapan pangan bagi pertumbuhan penduduk dimaksud.

Menurut rencana, 2045 Indonesia menjadi lumbung pangan dunia dan pada saat itu Indonesia bisa memberi makan penduduknya sampai 1 miliar dan  tumpuannya ada pada Kalsel.

Karenanya, sebut menteri, pengolahan lahan dilakukan di Kalsel dengan mengarahkan alat pertanian seperti eskavator yang totalnya hingga 77 unit dengan harapan semua lahan tergarap dan tidak ada lagi yang nganggur.

“Target kita untuk Kalsel 150.000 hektare dan CPCL-nya sudah 100.000 hektare. Dengan varietas baru Inpara 2 yang bisa produksi hingga 6 ton dengan tiga kali panen per tahun maka hasilnya akan berlimpah,” katanya.

Dia menambahkan, untuk upaya akan ditunjang full mekanisasi melalui transpormasi dari tradisional menjadi pertanian modern.

Terkait optimasi lahan melalui program Serasi, menteri mengharapkan, keterlibatan berbagai pihak mulai dari kades, camat, hingga kepala daerah agar program yang dilaksanakan bisa berjalan sesuai yang diharapkan.

“Mari kita keroyok demi untuk generasi kita seratus atau dua ratus tahun mendatang. Kita siapkan dari sekarang dan anda pahlawan-pahlawan pangannya,” ucapnya.

Berdasarkan  rencana optimasi lahan rawa di Kecamatan Barambai  mencapai 300 hektare pertanaman eksisting yang merupakan sistem surjan dengan komoditas padi, jeruk dan sayuran.

 

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019