Pelaksana tugas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kotabaru H Zainal Arifin di Kotabaru Rabu, mengatakan capaian kinerja berdasarkan laporan yang diterima mencapai 44,68 persen.
"Realisasi serapan dan capaian kinerja tersebut masih berdasarkan APBD Kotabaru 2016 sebelum ada pengurangan Dana Alokasi Umum (DAU) sekitar Rp497 miliar," katanya.
Apabila APBD disesuaikan dengan APBD yang sudah dalam perbaikan sebagai akibat dari pengurangan pemberlakukan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor.125 tahun 2016 tentang Penundaan Penyaluran Sebagian Dana Alokasi Umum (DAU).
"Maka realisasi serapan dan capaian kinerja yang diterima bisa lebih 50 persen," tuturnya.
Meski demikian, Zainal Arifin mengakui, bahwa serapan dan capaian APBD Kotabaru 2016 masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, yang perlu mendapatkan perhatian serius di masa mendatang agar tidak terulang.
Zainal Arifin mengemukakan, total belanja APBD Kotabaru 2016 dipatok sebesar Rp1,931 triliun, terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp819,534 miliar atau sekitar 42,43 persen dari APBD dan belanja langsung sebesar Rp1,1 triliun atau sekitar 57,57 persen.
Dikatakan, untuk meningkatkan kinerja dan efesiensi pelaporan, Zainal akan menerapkan pelaporan dua jalur. Jalur pertama laporan yang disampaikan oleh SKPD masing-masing dan, jalur ke dua dari camat, kasi program kecamatan di mana proyek tersebut berada.
Sementara itu, pada 19 Mei penyerapan anggaran APBD Kotabaru 2016 baru terealisasi sebesar 7,2 persen.
Berdasarkan hasil monitoring berbasis internet (E-monif) hingga 19 Mei, penyerapan baru sebesar 7,2 persen atau sekitar Rp81 miliar dari belanja langsung Rp1,1 triliun.
Realisasi penyerapan tersebut hasil pelaporan dari 57 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kabupaten Kotabaru. Dari 57 SKPD tersebut terdiri dari 36 Badan, Dinas dan Kantor, dan 21 kecamatan di Kotabaru.
Dari 7,2 persen dana yang terserap tersebut untuk membiayai pembangunan fisik yang realisasinya mencapai kisaran 14,28 persen.
Triwulan pertama, Kotabaru menargetkan realisasi pembangunan kisaran 14 persen-42 persen. Dan triwulan dua dipasang target kisaran 29 persen-52 persen. Namun kenyataanya, pertengahan triwulan dua baru terealiasasi sebesar 14,28 persen, sehingga target yang dipsang tidak dapat tercapai.