Balangan - (Antaranews Kalsel) - Warga Desa Lokbatung Kecamatan Paringin, mendatangi Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Balangan, Provinsi Kalsel, untuk mengadukan persoalan penutupan jalan kabupaten oleh PT Adaro Indonesia.
Seperti yang dilaporkan oleh masyarakat setempat, PT Adaro Indonesia sejak 4 Januari 2016, telah menutup jalan Kabupaten yang merupakan jalan utama Desa Dahai, Kecamatan Paringin menuju Desa Mihu Kecamatan Juai.
Fakhriansyah, salah satu warga setempat, Selasa di Paringin mengatakan, jalan tersebut merupakan jalan satu-satunya yang dimiliki warga dalam menjalankan aktivitas perekonomian serta jalan utama bagi para pelajar.
"Jalan Dahai menuju Mihu merupakan jalur utama bagi warga dalam menjalankan perekonomiannya, di mana masih banyak warga yang memiliki kegiatan perkebunan karet di daerah tersebut, dan juga merupakan akses jalan utama bagi para pelajar," ungkapnya.
Ketua RT 3 Desa Lokbatung, M Rafe'i mengungkapkan, dalam penutupan jalan tersebut PT Adaro tidak melakukan sosialisasi kepada warga setempat, meskipun ada pertemuan dengan warga.
"Adaro berdalih sudah melaksanakan sosialisasi terkait penutupan jalan, padahal saya selaku ketua RT setempat tidak pernah merasa ada pemberitahuan, bahkan setiap ditelpon untuk menanyakan kapan penutupan jalan, selalu tidak ada jawaban pasti," jelasnya.
Memang lanjut Rafe'i, warga pernah melaksanakan rapat dengan perusahaan pertambangana tersebut, namun pada saat rapat pihak perusahaan hanya menanyakan berapa jumlah murid yang bersekolah melewati jalur tersebut.
Seorang tenaga pendidik, Yuliansyah yang pernah menjadi warga desa tersebut mengatakan, perusahaan membeli tanah warga dengan harga yang cukup murah.
Harga pembebasan tanah oleh perusahaan kata Yuliansyah, tidak sesuai dengan pendapatan warga dibanding saat warga memiliki tanah tersebut.
"Ganti rugi tanah tidak bisa untuk membeli rumah, apalagi membeli rumah dan sedikit lahan perkebunan seperti yang dimiliki warga sebelumnya," katanya.
Bagi warga yang tetap bertahan di lokasi dekat Adaro, kini juga mengalami kesulitan, karena listrik sudah diputus dan digantikan genset yang tidak stabil arusnya, tv warga banyak yang mati dan rusak.
"Sekarang jalan utama diputus juga, sehingga kondisi warga semakin terjepit," katanya.
Warga berharap, jika penutupan jalan tersebut legal dan berizin, agar perusahaan membuatkan jalur alternatif yang sama bagusnya dengan jalan yang ditutup tersebut.
"Jika ingin membebaskan lahan warga, tolong pertimbangkan harganya, minimal bisa untuk beli rumah dan kebun," katanya.
Saat ini memang ada jalur alternatif, namun jika menggunakan jalur tersebut, warga dan pelajar harus menempuh jarak yang lebih jauh dan memutar jalan.
Dengan demikian, banyak waktu dan tenaga yang terbuang, sementara harga karet masih dibawah standart.
Warga Protes PT Adaro Menutup Jalan Daerah
Selasa, 9 Februari 2016 19:49 WIB
Jalan Dahai menuju Mihu merupakan jalur utama bagi warga dalam menjalankan perekonomiannya, di mana masih banyak warga yang memiliki kegiatan perkebunan karet di daerah tersebut