Amuntai, (Antaranews.Kalsel) - Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Hulu Sungai Utara akan membantu penanganan anak-anak dan perempuan korban penelantaran keluarga.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Kabupaten Hulu Sungai Utara Gusti Iskandariah di Amuntai Selasa mengatakan beberapa kasus yang pernah dilaporkan ke P2TP2A adalah terkait anak korban penelantaran keluarga.
"Anak-anak yang hidup terlantar atau orang tua yang tidak peduli akan coba kita bantu meski Program penanganan korban baru kita masukan anggaran di 2016" Ujar Gusti.
Gusti menuturkan kasus penelantaran anak yang pernah ditangani P2TP2A yakni seorang Ibu yang tidak bisa membelikan susu kaleng untuk bayinya karena sang Suami pergi dan tidak menafkahi lagi.
"Kita bantu membelikan susu kaleng untuk bayi si Ibu," katanya.
Kasus lain, lanjut Gusti seorang anak yang suka mencuri kotal amal di mesjid karena kedua orang tua tidak mempedulikannya, sehingga anak terjerumus melakukan tindak kriminal.
Kasus anak ini lantas diserahkan kepada Ketua RT tempat tinggal orang tua si anak.
"Kebetulan di desa kita sudah memiliki Pusat Informasi dan Konsultasi Keluarga dengan melibatkan kepala desa hingga ketua RT," katanya.
Gusti mengakui keberadaan Pusat Informasi dan Konsultasi (PIK) keluarga di tingkat kelurahan dan desa sangat membantu tugas P2TP2A.
Mulai 2016, katanya P2TP2A mulai aktif melaksanakan program penanganan korban anak terlantar atau tindak kekerasan.
Disamping itu juga dilaksanakan program monitoring kondisi penjara anak di Lembaga Pemasyarakatan Amuntai dan bantuan advokasi terhadap anak yang tengah menjalani proses hukum pidana.
"Kita juga terbuka menerima pengaduan dari Masyarakat terkait persoalan anak dan perempuan," kata Gusti.
Namun karena ditingkat kelurahan dan desa sudah terbentuk PIK Keluarga diharapkan penanganan bisa lebih dulu dilakukan di PIK Keluarga.tandasnya
Penangan Anak Korban Terlantar
Rabu, 14 Oktober 2015 11:53 WIB
Anak-anak yang hidup terlantar atau orang tua yang tidak peduli akan coba kita bantu meski Program penanganan korban baru kita masukan anggaran di 2016,