Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Tiga santri dari pondok pesantren berbeda di Kalimantan Selatan mendapat beasiswa masing-masing Rp10 juta karena berprestasi pada Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) di Jambi pada 2014 lalu.
Ketiga santri itu, Ayu Safitri dari PP Darussalim Bati-Bati, Muhammad Ridho dari PP Al-Falah Banjarbaru, dan Muhammad Hilman dari PP Darul Ilmi, mereka menerima beasiswa yang diserahkan Kepala Kanwil kemenag Kalsel H Muhammad Tambrin, di Aula Gues House Niraz Banjar Indah, Banjarmasin, Selasa.
Acara yang dibalut sosialisasi program Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) pada pondok pesanteren salafiyah se- Kalimantan Selatan pada 2015 ini juga memberikan beasiswa kepada 43 santri dan santriawati yang total anggarannya Rp169 juta.
Menurut Kepala Kanwil Kemenag Kalsel H Muhammad Tambrin, kesemua santri dan santriwati yang diberi beasiswa pada hari ini adalah peserta pada MQK di Jambi lalu, baik yang meraih juara maupun tidak sama sekali.
"Karena bagaimanapun, mereka itu santri dan santriwati terbaik kita di daerah ini, yang ikut berlomba di tingkat nasional," ucapnya.
Karena menjadi kebangkaan daerah, ungkap dia, Kalsel masuk dalam lima besar yang berprestasi pada ajang MQK tingkat nasional itu, karena sebanyak 24 orang santeri mendapatkan nomor juara.
"Untuk pembinaan selanjutnya, akan diserahkan kepada ponpes-ponpesnya masing-masing, untuk terus menggali potensi para santri dalam mendalami kebolehannya membaca kitab gundul (kitab kuning)," terangnya.
Menurut dia, sebanyak 340 buah ponpes ada di provinsi yang memiliki 13 kabupaten/kota ini, sekitar 160 buah diantaranya adalah ponpes salafiyah, yakni, ponpes yang kuat memberikan pendidikan agama dengan metode belajar kitab kuning.
Diungkapkan dia, kementerian agama atau negara dalam membantu pengembangan lembaga pendidikan Islam ini dengan cara memberikan dana BOS.
"Makanya saya dorong tadi para Kanwil Kemenag di semua daerah agar secepatnya mencairkan dana BOS bagi ponpes ini, sebab itu sangat berguna dan membantu bagi kelancaran proses belajar dan mengajar disejumlah ponpes itu," tuturnya.
 Diutarakannya, ponpes dianggap sebagai rumah efektif yang membimbing parangai atau akhlak anak-anak bangsa yang berlandaskan agama kuat, hingga perlu diperkuat dengan adanya bantuan pemerintah dalam bentuk hibah dana BOS. Â