Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin mengungkapkan semangat kepahlawanan Pangeran Antasari sangat penting untuk terus digelorakan terutama di kalangan remaja agar mereka tetap semangat menggapai cita-cita tanpa mengenal lelah dan putus asa.
Menurut Gubernur di Banjarmasin, Minggu, semangat perjuangan Pangeran Antasari masih relevan hingga saat ini, seperti "Haram Manyarah dan Waja Sampai Kaputing".
"Pesan beliau ini, harus diterapkan dalam membangun Kalimantan Selatan dan untuk generasi muda yang mengejar masa depan yang lebih baik," katnaya.
Sebelumnya, Gubernur Kalsel Rudy Ariffin menyatakan semangat perjuangan Pahlawan Nasional Pangeran Antasari harus diteladani generasi muda.
Hal itu diungkapkan Rudy pada peringatan 152 tahun wafatnya Pangeran Antasari di Malkon Temon Banjarmasin, Sabtu (11/10).
"Beliau dulu berjuang melawan Belanda demi kemerdekaan bangsanya. Sekarang kita berjuang mengentaskan kemiskinan dan mencerdaskan bangsa," katanya.
Pangeran Antasari ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 06/TK/Tahun 1968.
Berdasarkan catatan sejarah, Pangeran Antasari dilahirkan pada tahun 1809. Beliau merupakan keluarga Kesultanan Banjar, namun memilih hidup dan dibesarkan di luar lingkungan istana, yakni di Antasan Martapura.
Dalam perjuangannya melawan penjajah, Pangeran Antasari berhasil mempersatukan gerakan-gerakan rakyat. Semuanya menjadi satu front di bawah pimpinan Pangeran Antasari yang diberi gelar Panembahan Amiruddinalifatul Mukminin atau pemimpin tertinggi agama oleh para alim ulama, pemimpin rakyat dan kepala-kepala Suku Dayak ini.
Pangeran Antasari telah membuktikan memiliki keahlian dalam siasat perang gerilya, serta mampu memimpin pasukan di daerah-daerah yang luas lagi sukar didiami manusia.
Ia adalah pemimpin yang ulet, tabah dan berwibawa serta memiliki kekuatan batin untuk mengikat para pengikutnya kepada tujuan yang mulia.
Pangeran Antasari juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang tidak mementingkan diri sendiri, terbukti saat para bangsawan yang berkuasa di Kerajaan Banjar banyak yang hanya memikirkan dirinya pribadi, maka Pangeran Antasari memilih mengangkat senjata melawan penjajah dengan semboyan pantang menyerah.
Pangeran Antasari wafat pada 11 Oktober 1862 di Kampung Bayan Begok, Kalimantan Tengah. Pangeran Antasari meninggalkan pesan-pesan, seperti Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing, Lamun Tanah Banyu Kita Kahada Handak Dilincai Urang.
Kemudian yang cukup terkenal adalah Jangan Bacakut Papadaan Kita, Jangan Sampai Mati Paharatan Bukah Matilah Kita di Jalan Allah SWT, serta Haram Dijamah Walanda Haram Diriku Dipenjara Haram Negeriku Dijajah.
Semangat Kepahlawanan Antasari Digelorakan
Minggu, 12 Oktober 2014 21:33 WIB
...harus diterapkan dalam membangun Kalimantan Selatan dan untuk generasi muda yang mengejar masa depan yang lebih baik,"